Hasyim Muzadi: Indonesia Paling Toleran
Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyayangkan
tuduhan intoleransi agama di Indonesia. Dia bahkan belum menemukan
negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.
Statemen Hasyim
itu hari ini beredar luas yang dia ucapkan saat menghadiri diskusi Peran Tokoh Islam
dalam Perumusan Pancasila di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya,
Jakarta Pusat, Jumat (1/6) malam. Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh
seperti Amien Rais dan Jimly Asshiddiqie.
"Selaku Presiden World
Conference on Religions for Peace (WCRP) dan Sekjen International
Conference of Islamic Scholars (ICIS), saya sangat menyayangkan tuduhan
intoleransi agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti
karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia,
saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia,"
ujarnya.
Hasyim menyatakan, kalau yang dipakai ukuran adalah
masalah Ahmadiyah, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran
Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi politik
Barat. "Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak
dipersoalkan oleh umat Islam," katanya.
"Kalau yang jadi ukuran
adalah GKI Yasmin Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya
mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah
nasional dan dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai,"
imbuhnya.
Kalau ukurannya pendirian gereja, kata Hasyim, faktornya
adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang
(Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian
masjid di Papua. "ICIS selalu melakukan mediasi," katanya.
"Kalau
ukurannya Lady Gaga dan Irshad Manji, bangsa mana yang ingin tata
nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri
untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukurannya HAM, lalu di
Papua kenapa TNI/Polri/imam masjid berguguran tidak ada yang bicara
HAM?" ujarnya.
Hasyim menilai, Indonesia lebih baik toleransinya
dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan menara masjid,
lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan jilbab, lebih baik
dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama karena
di sana ada UU Perkawiman Sejenis. "Agama mana yang memperkenankan
perkawinan sejenis?" tanyanya
"Akhirnya kembali kepada bangsa
Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan
mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekadar Westernisme," kata
Hasyim.
Komentar
Posting Komentar
Comments: