Fungsi Bahan Ajar
Fungsi Bahan Ajar
Bahan
ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang dapat
membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru tidak
terlalu banyak menyajikan materi. Di samping itu, bahan ajar dapat
menggantikan sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual.
Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya
dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi
siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar
mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
Menurut Anonim (2009) dalam http://pbsindonesia.fkip-uninus.org,
fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang lakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang
kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal.
Sedangkan menurut Furqon (2009) dalam http://www.tek-nologipendidikan.co.cc, bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
1)
Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2) Pedoman bagi Siswa
yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
4) Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5) Membantu siswa dalam proses belajar
6) Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran
7) Untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif
1.5. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
2.5.1 Tujuan Penyusunan Bahan Ajar
Tujuan dari penyusunan bahan ajar adalah :
a)
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c) Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
2.5.2. Manfaat Penyusunan Bahan Ajar bagi Guru dan Pesetra Didik
a) Manfaat bagi guru
1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk dipeoleh.
3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
5)
Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta
didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
6) Menambah angka kredit jika dikumpulkan dan diterbitkan.
b) Manfaat bagi peserta didik.
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2) Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3) Menadapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
1.6. Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran, yaitu:
1. Prinsip relevansi
Prinsip
relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta atau bahan hafalan.
2. Prinsip konsistensi
Prinsip
konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga
harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
3. Prinsip kecukupan
Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak
boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan
tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Komentar
Posting Komentar
Comments: