Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Jodoh (2)

Mengenai jodoh, kuta sering dihadapkan pad dalil al qur'an surah An Nur yang intinya mau jodoh yang baik, maka kita harus menjadi baik. Lalu bagaimana bila sang suami shalih tapi istri tidak shalih, maupun sebaliknya Ostri shalihah, suami tidak shalih. Dalam hal ini, ada beberapa penjelasan yang mungkin bisa membantu; antara lain: - Bahwa sebuah pasangan dalam rumah tangga memang idealnya adalah suami dan isteri sama-sama taat kepada Allah dan rosulNya, namun pada kenyataannya tidaklah demikian karena banyak diantara pasangan rumah tangga , yang antara suami dan isterinya tidak sejalan dalam ketaatan,bahkan salah satunya musyrik. - Menguji kesabaran dan keistiqomahan pasangan yang muslim untuk tetap taat dan berpegang teguh pada keyakinan atas Allah. - Disisi lain tetap taat pada suami/berlaku baik pada pasangan selain urusan aqidah dan maksiat. - Tentu bagi pelaku yang istiqomah,Allah telah menyiapkan ganjaran serta pahala yang sangat besar. - Menjadi suri tauladan atau conto

Jodoh

Jodoh ditunggu atau dijemput? الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلَئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26) Karena dengan hal tersebut sesungguhnya kita sekarang dapat meyakini, memahami, dan mengamalkan apa yang terkandung di dalam ayat tersebut. Bagaimana? Tidak sulit bukan jika kita ingin memahami jodoh dari kacamata kita sebagai seorang muslim. Di dalam agama Islam, jodoh itu berarti seseorang yang telah tertulis namanya di Lauh Mahfuz bahkan jauh sebelum kita manusia diciptakan ke dunia dimana dia akan ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup kita di dunia ini. Namun bukannya kita tidak bisa memilih tentang jodoh karena ya

Ikut Asuransi Bagaimana

NIATNYA APA? Kita mulai dari niat dulu. Apa niat Anda ikut asuransi? Jawaban yang umum adalah: buat jaga-jaga. Beneran buat jaga-jaga? Bukan biar untung, atau biar murah, atau bahkan gratis? Karena kalau cuma untuk jaga-jaga kan bisa nabung sendiri. Iya kan 😉 Gimana dengan yang ikut asuransi syariah. Niatnya mau ta’awun (nolong orang lain) atau buat kepentingan diri sendiri? Biar jelas saya kasih contoh asuransi yang beneran syariah, yaitu iuran sosial RT. Dimana tiap bulan Anda bayar iuran untuk dana bantuan jika ada warga yang kesusahan. Itu kalo misalnya Anda yang kena musibah terus gak dapet ‘jatah’ dari dana sosial RT, kira-kira Anda marah gak? Protes kah sama RT nya? Enggak kan yes. Anda ikhlas-ikhlas aja. Itulah yang disebut TA’AWUN. Niatnya murni nolong orang lain. Prinsip inilah yang coba diangkat untuk BPJS kesehatan mandiri. Subsidi silang. Yang sehat nolong yang sakit. Tapiii…prakteknya gimana? Apakah betul si peserta ikut BPJS agar bisa nolong orang lain? Kalo p