Dewa 19 Menjadi Band Nostalgia

Passion saya sama musik itu dimulai saat saya denger abang saya nyetel musik-musik lewat kaset tape. Saat itu saya ‘terjejali’ sama musik metal dari Metallica. Waktu itu album Metallica yang pertama dan musiknya itu sama sekali saya ngga ngerti. “Ini musik apaan” pikir saya. Meskipun saya ga paham sama nada-nadanya, iramanya, hentakannya, tapi karena sering saya denger ya jadi suka. Ini juga yang terjadi saat saya suka sama band yang paling saya favoritkan, Dewa 19.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/2/2c/Metallica_-_Metallica_cover.jpg

http://content.hollywire.com/sites/default/files/2010/04/22/Michael-Buble-Juno-Awards.jpg
Bisa dibilang saya suka musik yang berhubungan dengan rock-metal gitu ya dari situ. Meskipun seiring berjalan, saya ga hanya suka musik genre itu, tapi dari Pop, Jazz, Hip Hop, Blues, sampe dangdut juga saya telen, tapi saya termasuk yang pilih-pilih siapa musisi atau penyanyi yang bawain. Contohnya kalo musik metal ya saya demen sama Metallica, kalo Jazz Michael Buble. Ya pemilih juga ya ternyata saya :D hahaha.

Tapi bukan genre ‘keduniaan’ aja sih yang saya suka, hoho. Saya juga kebawa sama aliran musik yang namanya Nasyid. Nasyid sebenarnya juga sebuah aliran musik yang liriknya itu lebih universal dan keagamaan atau yang sering orang sebut ‘religi’. Tapi untuk genrenya ya banyak yang pop, melayu, meskipun menurut saya ga salah juga kalo genrenya itu Jazz, bahkan Rock. Tapi karena asal Nasyid itu dari timur tengah, lebih ke arah senandungan yang berkonsep paduan suara gitu, ya jadinya mungkin ga pas kalo genrenya itu genre yang keras kayak Rock atau Metal yang notabene musiknya dari barat.  Sepertinya kurang sreg aja gitu orang-orang. Nah kasusnya juga sama, saya juga suka musik Nasyid ini karena sering denger kakak saya setel buat nemenin belajarnya. Rajinnya kakak saya. Musisi favorit saya untuk nasyid yaitu Raihan dan Snada.

Semua genre itu mungkin bisa saya suka karena saya dengerin lagu Dewa 19 yang memang ga mentok di satu genre. Seperti yang kita tahu, bahwa Ahmad Dhani itu bisa dibilang salah satu musisi lintas genre. Hampir semua jenis musik dia ramu dan racik bersama teman-temannya, lalu diaransemen sehingga jadilah satu album yang menarik. Itu juga yang bikin saya suka sama band yang satu ini.
Omong-omong soal Dewa 19, pertama kali saya suka sama ini band, sejak abang saya setel album Pandawa Lima. Itu sekitar tahun 1997, saat saya umur 6 tahun. Haha, masih kecil tapi sukanya musik orang-orang dewasa. Eh tapi saya juga suka lihat acara Tralala Tralili kok, jadi masa kecil saya bisa dibilang cukup bahagia karena ngerasain masa di mana lagu anak merajai pasar musik Indonesia, ga kaya sekarang. Saya juga ga ngerti sih sama lirik-liriknya. Cuma irama musiknya aja yang saya perhatiin.

http://img821.imageshack.us/img821/9882/dewa.jpg

Band yang dihuni Ahmad Dhani, Erwin Prasetya, Andra Ramadhan, Aksan Sjuman, dan Ari Lasso ini bikin saya jatuh hati dengan lagu-lagunya. Berawal dari lagu Kirana, saya ga ngerti musiknya, terdengar aneh sederhana tapi ternyata maknanya dalem. Ya saya paham maknanya saat saya udah SMP. Saat saya mencermati tiap kata, dan saya baca-baca artikel Dewa 19 mengenai lagu-lagu Dewa 19. Ternyata itu tentang oranng yang kesepian, meratapi kehidupan, tapi tetap punya harapan dan harapan itu adalah cinta dari seorang yang namanya Kirana. Latar belakang lagu ini ternyata Erwin Prasetya sang bassist yang terkena pengaruh narkoba. Inipun yang menjangkiti para musisi dalam negeri pada masa ini. Baik Erwin maupun Ari Lasso, mereka cuma kena pengaruh para musisi favorit mereka dari barat yang juga suka nge-drugs.
Lanjut ke album berikutnya yaitu Bintang Lima, album Dewa 19 yang paling laku yang bikin Dewa 19 makin menjadi-jadi. Jadi semakin terkenal maksudnya. Tapi vokalisnya ganti dari Ari Lasso menjadi Elfonda ‘Once’ Mekel. Ini dia sisi jenius dan brilian sang Leader, Ahmad Dhani, ganti vokalis tapi Dewa (saat itu angka 19 dihilangkan karena Dhani ingin memperkenalkan format Band dengan vokalis baru) tetap diminati banyak orang. Selain vokalisnya yang keren, lagu-lagu serta aransemennya juga mengagumkan. Tercatat album ini laku terjuat sebanyak 1.7 juta kopi. Belum lagi versi bajakannya, bisa lebih. Dulu pembajakan lewat CD/Kaset masih marak, sekarang juga sih –lewat free mp3 yang tersedia di Internet dan bisa kita download-.
Soal bajak-membajak ini sebenarnya Ahmad Dhani sangat perhatian, soalnya doi kan jadi ga dapet royalti dari karya-karyanya. Makanya doi sempat bikin ‘Kementerian Seni dan Kreatif Tandingan’ versinya sendiri. Ga jelas sih rencana itu jadi apa ngga, mungkin jadi sebuah sindiran buat pemerintah yang sejak dulu ngga terlalu serius menangani masalah ini. Karena memang ngga semua musisi itu peduli banget, ada juga yang berpendapat bahwa yang pentong musik itu bisa diterima masyarakat dan masyarakat berhak untuk dapet karya musik ini, contohnya aja Pandji Pragiwaksono yang bikin satu lagu judulnya ‘Bajak Lagu Ini’.
Dibalik semua itu, tetap Dewa 19 menjadi salah satu band yang diperhitungkan di industri musik Indonesia dan Ahmad Dhani menjadi salah satu musisi yang diakui sosok musisi jenius karena lagu-lagu ciptaannya di Dewa 19 maupun untuk penyanyi-penyanyi lain itu sukses di pasaran. Saya pun coba menilik ke album Dewa 19 lainnya termasuk album lawas mereka dari album ‘19’, format Masa Depan, Terbaik-terbaik saya suka hampir semua lagu-lagunya. Lagu di Dewa 19 pun meskipun didominasi Dhani sebagai pencipta tapi ada juga ciptaan semua personilnya.
Sampai saat inipun saya masih perhatian sama lagu-lagu ciptaan Dhani, walaupun udah ngga di Dewa 19. Semenjak Dewa 19 mulai turun pamor, lagu mereka dianggap turun kelas Dan itu terbukti lewat turun drastisnya penjualan album mereka di album Laskar Cinta, Republik Cinta dan Kerajaan Cinta. Hal inipun diakui oleh Dhani bahwa album-album tersebut menjadi album yang gagal karena Dhani merasa sulit memahami selera musik masyarakat yang menurutnya sudah berubah. Juga karena kasus-kasusnya  yang menjadi sensasi, terlebih ketika doi berani berhadap-hadapan dengan Front Pembela Islam karena dianggap menghina simbol agama. Saat itu cover album Laskar cinta diadaptasi dari sebuah kaligrafi lafadz Allah yang juga dijadikan lambang Band ini. Yang memicu FPI men-somasi Dewa yaitu karena lambang kaligrafi itu menjadi alas panggung konser mereka di acara ‘Eksklusif’ Trans TV. 
https://qibash.files.wordpress.com/2011/02/20.jpg
Dhani yang dijuluki arogan enggan meminta maaf karena ia tak merasa bahwa ia bersalah karena ia sudah dapatkan pembelaan dari Gus Dur dan Quraish Shihab, dua orang yang ia kagumi dan ikuti pendapatnya. Meskipun begitu, ia mengalah dan bersama para personel Dewa meminta maaf karena tak sengaja melakukan insiden itu. Hasilnya, inilah album yang paling tidak laku di pasaran. selain musiknya yang dianggap ‘semakin aneh’, tidak seperti dulu, juga Dhani dinilai semakin tidak produktif dan kreatif dalam membuat lagu. Alhasil, mulai album ke-tujuh, Dewa semakin tenggelam. Padahal ia juga pernah berhadapan dengan Yudhistira ANM Massardi; pengarang novel ‘Arjuna Mencari Cinta’ yang menuntut Dewa mengubah judul lagu yang sama.

Menurut Dhani, dirinya tak tahu bahwa ada novel dengan judul Arjuna Mencari Cinta. Setahu Dhani judul tersebut cuma ada di film yang pernah ditontonnya. "Saya menonton film tersebut. Itu salah satu film favorit saya waktu SD," kata Dhani tentang film Arjuna Mencari Cinta.
http://www.angelfire.com/empire/harismiftah/CoverDEWA1.jpg
Dhani saat itupun mengubah nama albumnya menjadi Cintailah Cinta dan lagu Arjuna Mencari Cinta diubah menjadi Arjuna. Album yang lagu-lagunya masih dianggap ‘Dewa banget’ ini pun masih laku terjual 1 juta kopi.
http://i.ytimg.com/vi/hDaUX4AGVVI/hqdefault.jpg
Sadar dengan keadaan ini, Dhani punya strategi mengembalikan nostalgia para baladewa dengan mengembalikan angka 19 di nama Dewa pada album ke-8 mereka Republik Cinta. Namun sayangnya lagu-lagu di album ini masih kurang menarik minat pasar musik tanah air. Terlebih di single pertama mereka ‘Laskar Cinta’ yang bermotif sindiran pada ormas tertentu. Irama musik yang di-klaim sebagai genre world music tetap tidak mendongkrak penjualan. Tapi, lagu yang berhasil di album ini sepertinya yang berjudul ‘Sedang Ingin Bercinta’ yang lumayan nge-hits.

Setelah tahu gagal, Dewa 19 mulai surut bikin album. Mereka hanya buat single beberapa sebagai ‘test on the water’ di beberapa album kompilasi. Terbukti semakin minim peminat, kesibukan Dhani memanajeri artis RCM, ditambah keluarnya sang vokalis Once, semakin meyakinkan Dhani untuk menutup lembar Dewa 19 sebagai band aktif di Indonesia. Sebagai gantinya, band ini hanya dijadikan Band Nostalgia semata dan Ari Lasso ditarik lagi untuk mengisi beberapa konser reuni di sejumlah kesempatan.
http://img.hipwee.com/cdn/wp-content/uploads/2015/01/AriLasso_1291.jpg

Kecewa sih karena udah ngga bisa denger lagu baru Dewa 19 lagi, tapi mau gimana lagi. Sebenarmnya Saya bukan Baladewa banget yang selalu ikut mereka konser, tapi saya selalu ikutin perkembangan band ini sampe akhirnya cuma jadi band nostalgia. Ya paling ngga masih bisa menikmati karya Dewa 19 lewat proyek band mereka masing-masing, yang kadang enak juga via Mahadewa, Andra and The Backbone, DOM-Project, dan beberapa artis RCM lainnya.

Komentar

Posting Komentar

Comments:

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA MEMILIH DAN MENYUSUN BAHAN AJAR

AL-TARADUF WA AL-ISYTIRAK WA AL-TADHAD