Postingan

Shalat Jumat di Hari Raya

Ketika Idul Fithri Jatuh Hari Jumat Khususnya mazhab Hambali yang menggugurkan kewajiban shalat Jumat diganti shalat zhuhur, ada hal yang cukup menggelitik rasa ingin tahu saya. Sebab dalam mazhab Hambali, meski kewajiban shalat Jumat gugur kalau pas jatuh bersamaan dengan Lebaran, tapi hukum shalat 5 waktu tetap wajib dikerjakan secara berjamaah di masjid bersama imam rawatib. Kalau tidak, hukumnya berdosa. Begitu juga fatwa-fatwa ulama Saudi hari ini terkait dengan hukum shalat berjamaah. Beda dengan pendapat mazhab Syafi'i yang menyebutkan hukum berjamaah 5 waktu sekedar sunnah muakkadah. Tidak shalat 5 waktu ke masjid bersama imam rawatib, tidak berdosa. Cuma dapat 1 derajat, padahal seharusnya dapat 27 derajat. Tidak dosa tapi rugi bandar. Jadi seorang yang bermazhab Hambali di hari ini mau tidak mau tetap wajib ke masjid juga. Sebab kalau dia shalat zhuhur sendirian di rumah, maka dia berdosa. Ternyata begitu dia ke masjid, orang-orang pada shalat Jumat, tidak shalat zhu

Kultwit Nikah

1. Dalam isyarat Nabi tentang Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati. 2. Maka sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya. 3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan. 4. Persiapan hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.” 5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. 6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. 7. Jika kesiapan diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup. 8. Izinkan saya membagi Persiapan dalam 5 ranah: a

Give Up, Waktunya Menyerah

Kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, melainkan keadaan. Ketika kamu meraih mimpimu, kamu memang merasa bahagia, tetapi belum tentu kesedihanmu otomatis sirna. Faktanya, justru perasaan bahagia ketika kamu berhasil meraih mimpimu adalah salah satu kunci untuk meraih keberhasilan. Jika suatu kebahagiaan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan, bagaimana cara mendapatkannya ketika seseorang sedang tidak merasa bahagia? Jawabannya sederhana. Menyerah pada hal-hal yang membuat kita jatuh. Ada banyak beban yang seseorang rasakan yang justru dapat membuatnya tidak bisa bahagia. Seseorang dapat sukses ketika bisa menghilangkan beban itu dari hidupnya, dan semua orang dapat melakukannya. Asal seseorang tau beban yang harus berhenti dia pikirkan, maka hidupnya akan lebih bahagia. 1.        Give Up Jealousy Beberapa orang berpikir bahwa membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain itu baik. Memang benar selama niatnya untuk kompetisi, untuk memberikan seseorang tujuan yang akan dia capai

Jodoh (2)

Mengenai jodoh, kuta sering dihadapkan pad dalil al qur'an surah An Nur yang intinya mau jodoh yang baik, maka kita harus menjadi baik. Lalu bagaimana bila sang suami shalih tapi istri tidak shalih, maupun sebaliknya Ostri shalihah, suami tidak shalih. Dalam hal ini, ada beberapa penjelasan yang mungkin bisa membantu; antara lain: - Bahwa sebuah pasangan dalam rumah tangga memang idealnya adalah suami dan isteri sama-sama taat kepada Allah dan rosulNya, namun pada kenyataannya tidaklah demikian karena banyak diantara pasangan rumah tangga , yang antara suami dan isterinya tidak sejalan dalam ketaatan,bahkan salah satunya musyrik. - Menguji kesabaran dan keistiqomahan pasangan yang muslim untuk tetap taat dan berpegang teguh pada keyakinan atas Allah. - Disisi lain tetap taat pada suami/berlaku baik pada pasangan selain urusan aqidah dan maksiat. - Tentu bagi pelaku yang istiqomah,Allah telah menyiapkan ganjaran serta pahala yang sangat besar. - Menjadi suri tauladan atau conto

Jodoh

Jodoh ditunggu atau dijemput? الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلَئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26) Karena dengan hal tersebut sesungguhnya kita sekarang dapat meyakini, memahami, dan mengamalkan apa yang terkandung di dalam ayat tersebut. Bagaimana? Tidak sulit bukan jika kita ingin memahami jodoh dari kacamata kita sebagai seorang muslim. Di dalam agama Islam, jodoh itu berarti seseorang yang telah tertulis namanya di Lauh Mahfuz bahkan jauh sebelum kita manusia diciptakan ke dunia dimana dia akan ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup kita di dunia ini. Namun bukannya kita tidak bisa memilih tentang jodoh karena ya

Ikut Asuransi Bagaimana

NIATNYA APA? Kita mulai dari niat dulu. Apa niat Anda ikut asuransi? Jawaban yang umum adalah: buat jaga-jaga. Beneran buat jaga-jaga? Bukan biar untung, atau biar murah, atau bahkan gratis? Karena kalau cuma untuk jaga-jaga kan bisa nabung sendiri. Iya kan 😉 Gimana dengan yang ikut asuransi syariah. Niatnya mau ta’awun (nolong orang lain) atau buat kepentingan diri sendiri? Biar jelas saya kasih contoh asuransi yang beneran syariah, yaitu iuran sosial RT. Dimana tiap bulan Anda bayar iuran untuk dana bantuan jika ada warga yang kesusahan. Itu kalo misalnya Anda yang kena musibah terus gak dapet ‘jatah’ dari dana sosial RT, kira-kira Anda marah gak? Protes kah sama RT nya? Enggak kan yes. Anda ikhlas-ikhlas aja. Itulah yang disebut TA’AWUN. Niatnya murni nolong orang lain. Prinsip inilah yang coba diangkat untuk BPJS kesehatan mandiri. Subsidi silang. Yang sehat nolong yang sakit. Tapiii…prakteknya gimana? Apakah betul si peserta ikut BPJS agar bisa nolong orang lain? Kalo p

Menjadi Suami Itu...

Menjadi seorang suami bukan berarti menjadi seorang jenderal yang bila memerintah harus dipatuhi, ditakuti dan dikhawatirkan kedatangannya, yang harus terlihat keras Tapi bukan juga yang tunduk pada semua kemauan istrinya, plin plan dan tak punya pendirian, tak bisa mengambil keputusan dan terlihat lemah tak punya wibawa Menjadi suami adalah diantara keduanya, agar dihormati dan mendapatkan tempat bernilai di hati dan pandangan istrinya. Bisa diandalkan dan memberi kepastian Sebab jika suami lemah istrinya berubah jadi macan, bila suami terlalu keraspun istrinya takkan nyaman. Menjadi suami adalah tentang menyeimbangkan diri, tentang adil Tak lekas marah ketika istrinya berbuat yang keliru, juga tak membiarkan istri hingga dosanya dilakukan terus-menerus. Tegas tapi tak kasar, lembut tapi tidak lemah Menjadi suami berarti berada di depan tanpa merasa lebih tahu, memimpin bukan menguasai, mengawal bukan mengamankan, membimbing bukan menyuruh-nyuruh Sebab Islam itu menyuruh lelaki