Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Shalat Jumat di Hari Raya

Ketika Idul Fithri Jatuh Hari Jumat Khususnya mazhab Hambali yang menggugurkan kewajiban shalat Jumat diganti shalat zhuhur, ada hal yang cukup menggelitik rasa ingin tahu saya. Sebab dalam mazhab Hambali, meski kewajiban shalat Jumat gugur kalau pas jatuh bersamaan dengan Lebaran, tapi hukum shalat 5 waktu tetap wajib dikerjakan secara berjamaah di masjid bersama imam rawatib. Kalau tidak, hukumnya berdosa. Begitu juga fatwa-fatwa ulama Saudi hari ini terkait dengan hukum shalat berjamaah. Beda dengan pendapat mazhab Syafi'i yang menyebutkan hukum berjamaah 5 waktu sekedar sunnah muakkadah. Tidak shalat 5 waktu ke masjid bersama imam rawatib, tidak berdosa. Cuma dapat 1 derajat, padahal seharusnya dapat 27 derajat. Tidak dosa tapi rugi bandar. Jadi seorang yang bermazhab Hambali di hari ini mau tidak mau tetap wajib ke masjid juga. Sebab kalau dia shalat zhuhur sendirian di rumah, maka dia berdosa. Ternyata begitu dia ke masjid, orang-orang pada shalat Jumat, tidak shalat zhu

Kultwit Nikah

1. Dalam isyarat Nabi tentang Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati. 2. Maka sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya. 3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan. 4. Persiapan hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.” 5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. 6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. 7. Jika kesiapan diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup. 8. Izinkan saya membagi Persiapan dalam 5 ranah: a

Give Up, Waktunya Menyerah

Kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, melainkan keadaan. Ketika kamu meraih mimpimu, kamu memang merasa bahagia, tetapi belum tentu kesedihanmu otomatis sirna. Faktanya, justru perasaan bahagia ketika kamu berhasil meraih mimpimu adalah salah satu kunci untuk meraih keberhasilan. Jika suatu kebahagiaan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan, bagaimana cara mendapatkannya ketika seseorang sedang tidak merasa bahagia? Jawabannya sederhana. Menyerah pada hal-hal yang membuat kita jatuh. Ada banyak beban yang seseorang rasakan yang justru dapat membuatnya tidak bisa bahagia. Seseorang dapat sukses ketika bisa menghilangkan beban itu dari hidupnya, dan semua orang dapat melakukannya. Asal seseorang tau beban yang harus berhenti dia pikirkan, maka hidupnya akan lebih bahagia. 1.        Give Up Jealousy Beberapa orang berpikir bahwa membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain itu baik. Memang benar selama niatnya untuk kompetisi, untuk memberikan seseorang tujuan yang akan dia capai

Jodoh (2)

Mengenai jodoh, kuta sering dihadapkan pad dalil al qur'an surah An Nur yang intinya mau jodoh yang baik, maka kita harus menjadi baik. Lalu bagaimana bila sang suami shalih tapi istri tidak shalih, maupun sebaliknya Ostri shalihah, suami tidak shalih. Dalam hal ini, ada beberapa penjelasan yang mungkin bisa membantu; antara lain: - Bahwa sebuah pasangan dalam rumah tangga memang idealnya adalah suami dan isteri sama-sama taat kepada Allah dan rosulNya, namun pada kenyataannya tidaklah demikian karena banyak diantara pasangan rumah tangga , yang antara suami dan isterinya tidak sejalan dalam ketaatan,bahkan salah satunya musyrik. - Menguji kesabaran dan keistiqomahan pasangan yang muslim untuk tetap taat dan berpegang teguh pada keyakinan atas Allah. - Disisi lain tetap taat pada suami/berlaku baik pada pasangan selain urusan aqidah dan maksiat. - Tentu bagi pelaku yang istiqomah,Allah telah menyiapkan ganjaran serta pahala yang sangat besar. - Menjadi suri tauladan atau conto

Jodoh

Jodoh ditunggu atau dijemput? الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلَئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26) Karena dengan hal tersebut sesungguhnya kita sekarang dapat meyakini, memahami, dan mengamalkan apa yang terkandung di dalam ayat tersebut. Bagaimana? Tidak sulit bukan jika kita ingin memahami jodoh dari kacamata kita sebagai seorang muslim. Di dalam agama Islam, jodoh itu berarti seseorang yang telah tertulis namanya di Lauh Mahfuz bahkan jauh sebelum kita manusia diciptakan ke dunia dimana dia akan ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup kita di dunia ini. Namun bukannya kita tidak bisa memilih tentang jodoh karena ya

Ikut Asuransi Bagaimana

NIATNYA APA? Kita mulai dari niat dulu. Apa niat Anda ikut asuransi? Jawaban yang umum adalah: buat jaga-jaga. Beneran buat jaga-jaga? Bukan biar untung, atau biar murah, atau bahkan gratis? Karena kalau cuma untuk jaga-jaga kan bisa nabung sendiri. Iya kan 😉 Gimana dengan yang ikut asuransi syariah. Niatnya mau ta’awun (nolong orang lain) atau buat kepentingan diri sendiri? Biar jelas saya kasih contoh asuransi yang beneran syariah, yaitu iuran sosial RT. Dimana tiap bulan Anda bayar iuran untuk dana bantuan jika ada warga yang kesusahan. Itu kalo misalnya Anda yang kena musibah terus gak dapet ‘jatah’ dari dana sosial RT, kira-kira Anda marah gak? Protes kah sama RT nya? Enggak kan yes. Anda ikhlas-ikhlas aja. Itulah yang disebut TA’AWUN. Niatnya murni nolong orang lain. Prinsip inilah yang coba diangkat untuk BPJS kesehatan mandiri. Subsidi silang. Yang sehat nolong yang sakit. Tapiii…prakteknya gimana? Apakah betul si peserta ikut BPJS agar bisa nolong orang lain? Kalo p

Menjadi Suami Itu...

Menjadi seorang suami bukan berarti menjadi seorang jenderal yang bila memerintah harus dipatuhi, ditakuti dan dikhawatirkan kedatangannya, yang harus terlihat keras Tapi bukan juga yang tunduk pada semua kemauan istrinya, plin plan dan tak punya pendirian, tak bisa mengambil keputusan dan terlihat lemah tak punya wibawa Menjadi suami adalah diantara keduanya, agar dihormati dan mendapatkan tempat bernilai di hati dan pandangan istrinya. Bisa diandalkan dan memberi kepastian Sebab jika suami lemah istrinya berubah jadi macan, bila suami terlalu keraspun istrinya takkan nyaman. Menjadi suami adalah tentang menyeimbangkan diri, tentang adil Tak lekas marah ketika istrinya berbuat yang keliru, juga tak membiarkan istri hingga dosanya dilakukan terus-menerus. Tegas tapi tak kasar, lembut tapi tidak lemah Menjadi suami berarti berada di depan tanpa merasa lebih tahu, memimpin bukan menguasai, mengawal bukan mengamankan, membimbing bukan menyuruh-nyuruh Sebab Islam itu menyuruh lelaki

Waspada Kesalahan Sebelum Nikah

Pesan dari Ustadz Arifin Ilham Sahabatku inilah 12 kesalahan sebelum nikah : 1. Belum faham tujuan nikah, 2. Terlalu cepat jatuh cinta  krn penampilan padahal belum mengenal karekter, latar belakang & klrg calon, 3. Mengutamakan selain akhlak & agamanya padahal nikah bukan hanya u didunia, 4. Sudah bersentuhan bahkan lebih dari itu sehingga merusak "ashshofwah" kesakralan, kemuliaan & keindahan sebuah pernikahan, 5. Terlalu lama berkenalan, 6. Kalau sudah melamar dianggap sudah halal padahal belum halal, 7. Byk syarat, byk menolak, byk memilih, harapan terlalu sempurna "perfectionist", 8. Menuntut mahalnya mahar, 9. Lebih memikirkan kemewahan resepsi daripada halalnya nikah, 10. Membagikan undangan dg berfoto mesra padahal belum halal, 11. Dilelahkan dg adat istiadat yg tidak Syar'i, 12. Traumatik masa lalu padahal gagal dlm pernikahan lebih baik daripada tdk mau nikah, "Semoga Allah menuntun kita meraih pasangan yg diridhoi Allah u

Feminis Kurang Piknik

Kaum Feminis sering menggembar-gemborkan Gender Equality dan menuduh Islam memarjinalkan kaum wanita, terutama dari sisi hak finansial. Padahal sejatinya, Islam memposisikan seorang ibu sebagai ‘sekolah pertama’ bagi anak-anaknya, yang diberikan wewenang penuh untuk mendidik intelejensia anak-anak, sekaligus moral dan spiritualnya. Tak sekedar itu, kaum lelaki muslim diperintahkan untuk memperlakukan wanitanya dengan sebaik mungkin. Siapa yang perlakuannya paling baik, dialah yang dinobatkan sebagai "lelaki mukmin terbaik" versi Rasulullah. Sebagaimana sabda baginda Rasulullah SAW: أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah ia yang paling baik akhlaknya, dan orang terbaik diantara kalian adalah mereka yang paling baik akhlaknya terhadap isteri-isterinya”. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi). خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَاخَيْرُكُمْ لِأَهْلِي “Sebaik-baik

Tujuan Pernikahan

Takkan pernah kita berjumpa dengan Muslimah sempurna, sama seperti mustahil kita menemukan Muslim yang tanpa cela. Karenanya dalam menikah, itu tak disyaratkan Menikah bukan berarti menyatukan dua insan yang tak pernah bersalah, menerima bahwa mereka sama-sama punya kurang, tapi keduanya sadar bahwa tujuannya sama Asal keduanya menuju pada tujuan yang satu, maka takkan terlepas ikatannya, kekurangan bisa ditutupi, kelebihan bisa ditambahkan. Semua bisa dihadapi Bila yang satu lelah, yang lain membopong, bila yang satu gontai yang lain menyemangati, yang satu gundah yang lain menenangkan, berdua bersama berjalan Itulah rumah tangga, sama seperti perjalanan. Banyak orang ingin lekas sampai pada tujuan, mereka lupa bahwa indahnya itu justru di perjalanannya, bukan tujuannya Mengapa banyak rumah tangga kandas di jalan? Sebab jalan mereka tak satu tujuan, bila sudah begitu, bergandengan jadi menyusahkan, apapun akan jadi masalah Sesempurna apapun, bila sudah beda jalan, akan jadi masa

Adzan Tidak Perlu Pengeras Suara?

Mengapa adzan harus dikumandangkan keras-keras? Pakai speaker pula. Apa tidak mengganggu yang lain yang bukan orang muslim? Ada sebuah cerita menarik yang diceritakan seorang teman melalui aplikasi perbincangan di grup WhatsApp. Berikut kisahnya. Adalah teman saya, yang kebetulan non muslim, bertanya kepada saya, “Kenapa kalau adzan harus dibunyikan keras-keras dengan speaker pula?”. Saya yang bukan ahli agama kemudian berpikir sejenak mencari jawaban yang mudah dicernanya, menjawab seperti ini “Bro, adzan itu adalah panggilan sholat, pasti dong namanya panggilan tidak mungkin dengan cara yang sama seperti berbicara atau berbisik-bisik”. . Teman saya membalas “Tapi kan di orang-orang sekitar tidak semuanya muslim?”. Saya jawab lagi “Benar. Bro, kita sekarang sedang ada di bandara, dengar kan announcement bandara selalu memberikan panggilan boarding? Apakah kamu juga mempertanyakan ke mereka mengapa melakukan panggilan boarding pesawat YANG LAIN keras-keras padahal bukan panggilan

Cinta Perhatian

Tidak semua kehidupan kita harus terpapar untuk orang lain, itu tidak sehat. Sebab permasalahan takkan bisa diselesaikan bila kita selalu dilihat oleh orang lain Itulah mengapa privasi rumah tangga itu perlu. Islam mengatur ada kehidupan umum yang orang lain boleh tahu, ada pula kehidupan khusus, yang hanya kita yang tahu Senang saat orang lain menikmati kehidupan pribadi kita itu penyakit, inilah tantangan zaman now, dimana mempublikasikan sesuatu itu menjadi sebuah gaya hidup Bahkan kata-kata sayang kepada istri dibaca dan diketahui orang lain sebelum istrinya, bahkan keadaannya diumumkan lebih dulu pada khalayak sebelum keluarganya Cinta sepasang kekasih itu dibangun berdua, disimpan berdua, tak apa bila dipertontonkan bila ada maksud dakwah, tapi dakwah bukan mengumbar, atau bahkan pamer Kita hidup di masa tipisnya garis batas antara dakwah dan perilaku pamer, antara edukasi dengan senang dipuji, semua memang kembali pada diri kita masing-masing Sosial media membuat dakwah be

Baca saat tubuh sakit

Manusia adakalanya mengalami sakit. Ia mesti bersabar sambil berobat secara medis. Ia perlu meminta doa dari orang-orang saleh untuk kesembuhannya. Tetapi ia juga harus memohon kesembuhan dari Allah SWT. Ia sendiri juga dianjurkan untuk membaca doa berikut ini untuk tubuhnya yang sakit. بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ أُعِيْذُكَ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ Bismillâh, bismillâh, bismillâh. U‘îdzuka bi izzatillâhi wa qudratihi min syarri mâ ajidu wa uhâdziru (dibaca tujuh kali). As’alullâhal ‘adhîma rabbal ‘arsyil ‘adhim an yasyfiyaka (dibaca tujuh kali). Artinya, “Dengan nama Allah, dengan nama Allah, dengan nama Allah, aku lindungi kamu berkat kemuliaan Allah dan qudrah-Nya dari kejahatan barang yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan (dibaca tujuh kali). Aku memohon kepada Allah Yang Maha Besar, Tuhan Arasy yang maha besar agar Dia menyembuhkanmu (dibaca tujuh kali),”(L

Laki-laki itu pake logika, perempuan pake perasaan

Lagi curhat seru banget ke suami ngedumelin tetangga sebelah yang suka ngomongin kita di belakang. Sambil dengan ekspresi kesel, ngomel dan "terbakar" banget. lalu tiba-tiba respon suami ngga enak. " Ngeselin banget si, mana sini orang nya. Atau kita kesana samperin aja terus omelin orang nya.." Lahhh?! . Ya ngga gitu juga si.. Perempuan mah kalo curhat yang penting uneg uneg nya keluar si ya.. Nah sifat laki-laki itu cari Solusi. Jadi begitu ada masalah ngga curhat atau ngomel dan ngedumel ngga jelas tapi berpikir dan cari jalan keluar. . Buat laki-laki yang mau nikah nih, kalo entar dengerin istri curhat nangis ", kesel, bt sama orang tapi yang di pukul pundak suaminya, dia cuma lagi ngeluarin emosi biar lega isi hatinya dan tenang lagi setelah emosi nya pergi. . Ngga usah di respon terlalu serius kecuali dia nanya sebaiknya gimana yaa? Atau aku harus gimana sama dia? Kalo dia ngga nanya berarti tugas suami cuma dengerin aja dan bukan nyari Solusi. .

Hasil akhir itu milik Allah, tugas kita mengikhlaskannya

Tak ada yg salah dengan cinta.. Kita menerima nya begitu saja. Bahkan lewat seseorang yg baru saja kita temui di jalan. Atau seseorang yg telah lama kita kenal dan baru kita sadari keberadaan nya. Tak dapat kita menolak atau meminta nya Ingin kita memiliki nya di saat bertemu dengan orang yg sangat baik dan peduli. Namun tak jarang Ia malah datang melalui orang yg cuek dan sama sekali tak mengerti kita. Andai Aku bisa memilih nya. Kepada siapa ingin ku sandarkan cinta. Tentu tak akan pernah ada sakit hati di muka bumi. Unik memang.. Allah memberikan rasa belas kasih yg sangat dalam kepada seseorang untuk mengasihi orang lain dengan cara berbeda. Bahkan dengan menunjukkan pengorbanan yg luar biasa. Juga rasa sakit yg teramat dalam. Saat seseorang harus pergi secara dhohir atau pun batin dari kehidupan kita. Lalu rasa ingin memiliki dan Kesiapan hati menerima. Juga rasa ingin berkorban dan menunjukkan kesetiaan cinta. Berapa kali pun dan di ulas oleh siapapun, tentang cinta tak a

Mengapa Memilih Keshalihan Calon Pasangan

Pernah denger ada perempuan yg bercerita tentang calon pasangannya? Yang laki" itu bahkan belum "selesai" membenahi dirinya sendiri? Lalu dengan PD si perempuan ingin membuatnya lebih baik? Menurutmu laki" ini akan lebih baik? Atau perempuan nya yg akan terbawa perilaku suaminya jika menikah nanti? Karena sangat sulit memulai kebiasaan baik jika memang sebelumnya terbiasa dengan hal buruk. Sudah pasti ada bnyk orang yg pernah ikut andil ingin "merubah" laki" ini mjdi lebih baik lalu gagal. Termasuk ortu, Guru, sahabat dan banyak orang lain yg pernah terlibat. Lalu kita ini siapa? Jika sebelum berumah tangga Ia terlihat "nurut" & mengikuti arahan kita, belum tentu setelah menikah Ia akan "nurut" juga. Karena nurut yg sebelumnya bisa jadi hanya modus saja agar kita mau menikah dengannya. Lalu setelah menikah, dia yg jadi imam kita loh. kita bukan yg harus nurut sama dia? Apa sanggup tetep taat sebagai istri tapi sambil menga

Kode

Bicara kode coba tanyakan pada perempuan. Mereka hafal berbagai rumus yg sulit di pecahkan. Misalnya saja Diam.. Jika istri anda diam, anda sedang menghadapi berbagai macam kemungkinan. Jangan bertanya mengapa Ia diam. Anda lah yg harus lebih peka dan mencari tau. Jangan menunggu Ia berteriak lalu berkata kamu tidak peka. Coba berpikir lebih keras lagi. Cek baik-baik hak apa yg belum dia dapat. Mungkin Uang belanja,Mungkin baju baru,  Mungkin permintaan maaf atau Mungkin dia memang sedang malas bicara. Mungkin Ia hanya ingin mendengar. Mungkin Ia tak sepakat tapi sulit mengungkap. Mungkin Ia sedang marah. Mungkin Ia sedang hamil atau lagi PMS. Mungkin mungkin mungkin. Ada banyak sekali kemungkinan. Jika anda benar-benar menyerah, Berterus teranglah dan katakan Aku menyerah. Aku tidak tau mengapa kamu diam. Plis tell me about your feeling.. Jangan lupa muka pasrah , mata berkedip sebelah, angkat alis dan kerutkan dahi. Keingintahuan yg mendalam di sini di perlukan. Dengan begitu mun

Nasehat dari Kyai

Akhir tahun lalu, 31 Desember 2017, saya dan rekan semasa di pondok Muhammad Ammar berkesempatan menghadiri kegiatan temu alumni Buntet Pesantren di Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Ahad-Senin (31/12/17-1/1/).  Dalam perjalanan menuju ke lokasi, kami berada dalam satu mobil bersama Wakil Ketua PP RMI-NU yang sekaligus Ketua Umum PP Ikatan Keluarga Alumni Buntet (Iklab) KH Masrur Ainun Najih. Kami menikmati lengangnya tol Cipali. Sepanjang jalan, kami mendapat petuah dan nasihat berharga. Di antaranya mengenai kepribadian santri zaman now yang mesti menyelaraskan modernitas dengan tradisi masa lalu. Juga, menyoal kehidupan yang lebih global.  Kami menyimak dengan saksama. Berharap ada hal yang bisa kami lakukan di kemudian hari untuk menjadi diri yang lebih baik. Ia menanyakan kesibukan kami saat ini. Kemudian mencoba memberi solusi untuk bekal di masa depan. Persis seperti orang tua kepada anaknya sendiri. Banyak sekali yang disampaikan. Dengan sesekali guyon dan pernya

Tentang Nusyuz

Dalam bahtera pernikahan, persoalan pasti akan selalu ada. Perselisihan pendapat dalam sebuah masalah hampir dipastikan terjadi antara suami dan istri. Tidak jarang, muara dari perselisihan tersebut adalah sikap nusyuz yang ditampakkan oleh sang istri. Dalam pemaparan kali ini, akan dibahas apa sebenarnya arti dari nusyuz, apa saja yang bisa menyebabkan seorang perempuan dianggap nusyuz, apa yang harus dilakukan oleh suami, dan bagaimana konsekuensi hukumnya menurut syariat. Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha dalam al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imam al-Syâfi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000), juz IV, halaman 106, mendefinisikan nusyuz dengan redaksi berikut: ونشوز المرأة: عصيانها زوجها، وتعاليها عمّا أوجب الله عليها من طاعته…ونشوز المرأة حرام، وهو كبيرة من الكبائر Artinya: “Nusyuz-nya seorang perempuan ialah sikap durhaka yang ditampakkannya di hadapan suami dengan jalan tidak melaksanakan apa yang Allah wajibkan padanya, yakni taat terhadap suami… nusyuz-nya perempuan ini huku

Segini

Segini. Inilah ukuran kenikmatan dunia. Sebesar apapun syahwat perut kita, rasa nikmat makan sejatinya hanya seluas lidah dan seruang rongga mulut, hanya sedikit melampaui panjang jejari. Lebih dari itu, segala rasa sama saja. Lebih dari itu segala bentuk dan warna tak ada bedanya. Segini. Inilah ukuran kenikmatan dunia. Bagaimana dengan syahwat di bawah perut? Yang ini seyogianya tak perlu dijelaskan. Tapi jawabnya juga segini. Yang ini memang tak perlu diterangkan. Dan memang ada takaran yang tak perlu dilampaui. Tetapi Ya Allah, mengapa amat berat bagi kami menaklukkan keliaran yang ‘segini’ ini? Tetapi Ya Allah, mengapa begitu mudah kami terjatuh dalam goda badaniah yang hanya ‘ segini ’ ini? Benarlah Kanjeng Nabi ﷺ yang bersabda, إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَن ِ “Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah syahwat menyimpang yang diperturutkan pada perut dan kemaluan, serta fitnah-fit

Allah Yang Mengurusnya

إذا تخلى الناس عنك في كرب فأعلم أن الله يريد أن يتولى أمرك ، وكفى بالله وكيلاً Ada pesan indah dari Imam Asy-Syafi'i.. " idza takhalannaasu minka fil karbi. ." "Kalau manusia menghindar darimu di kala engkau mendapatkan musibah.." " Fa'lam bi annallaha yuridu ayatawal amroka wahdah.." "Maka ketahuilah bahwa Allah hendak mengurus urusanmu sendiri. Allah sendiri yang hendak mengurus urusanmu.." "Wa kafa billahi wakiila." "Dan cukuplah Allah سبحانه وتعالى sebaik-baik yang kita jadikan sandaran." Satu nasihat yang indah ini memberikan gambaran kepada kita agar kita tidak takut ditinggalkan oleh makhluk selama kita kemudian memiliki Allah سبحانه وتعالى. Memiliki Allah berarti memiliki segalanya. Kehilangan Allah berarti kehilangan segalanya. Maka dalam musibah, ketika kemudian manusia menghindar dari kita karena sifat manusia memang tidak menyukai musibah, maka ingatlah bahwa dengan demikian berarti kalau kita "wa

Sering diledekin pas berhijab

Suatu masa, kita tersadarkan bahwa beragama haruslah secara sempurna. Meski tak akan sempurna karena memang kita bukan manusia sempurna. Bahwa sebagai muslimah, harusnya taat sama perintah Allah secara sempurna. Salah satu kewajiban muslimah yaitu menutup aurat. 😎 Nah, pas kita sedang memantapkan niat berhijrah, ada aja yang suka ledekin kita, bisa jadi itu dari teman-teman atau kenalan kita. Mulai deh ngeledekin, "asalamualaikum (nada ngejek😒)", "eh ada ustadzah", "wah mamah dedeh baru dateng".😑 Tips dan trik kalo ada yang manggil kita dengan sebutan ustadzah atau mamah dedeh : Pertama,  b aja alias biasa aja, tetep kalem dan bersyukur karena masih ada yang manggil, karena banyak temen-temen kita, udah gak ada yang manggil, gak ada yang nemenin, gak dianggep ada, terus, ditinggal tanpa kabar 😅 (mohon bersabar ini ujian) Namanya juga manusia, sudah berhijab, belajar sesuai syari'at dibilang ustadzah dan emak emak. Yang kanan bilang, aliran sesa

Tidak Putus Asa Karena Dosa

Adam pernah lupa, keturunannya pun bisa lupa. Adam pernah berdosa, anak cucunya juga diakrabi oleh dosa. Maka niscayanya dosa, harus jadi jalan kita menghamba. . وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ “ . Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan mengganti kalian dengan mendatangkan suatu kaum yang kemudian kaum tersebut berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampun kepada Allah, dan Allah akan mengampuni mereka” (HR. Muslim) . Dosa kan bermakna dan berharga, jika menuntun pada taubat dan kedekatan denganNya. Sebagaimana 'amal ibadah bisa berbahaya, jika menyusupkan angkuh ke dalam dada. Adam bermaksiat lalu bertaubat, dan Allah mengampuninya. Iblis taat, lalu tinggi hati dan merasa lebih, maka Allah mengutuk ia selamanya. . Mengakui dosa melahirkan kerendahan hati. Ia juga mengajari kita untuk tidak membantu

Orang Shalih Berbuat Dosa

 *_Ibnu Qayyim berkata:_* أتظن أن الصالحين بلا ذنوب ؟ _”Apakah engkau mengira bahwa orang shalih itu tidak pernah berbuat dosa?”_  إنهم فقط: استتروا ولم يُجاهروا… *Mereka berbuat dosa, namun :*  _- “Mereka menutupinya & tidak menampakkannya.”_ واستغفروا ولم يُصروا…   _- “Mereka beristighfar & tidak meneruskan kesalahannya.”_ واعترفوا ولم يبرروا…   _- “Mereka mengaku salah & tidak menganggap benar kesalahannya.”_ وأحسنوا بعدما أساؤوا…  _- “Mereka berbuat banyak kebaikan setelah mereka terjerumus dalam keburukan.”_ قيل ﻷحد السلف: كيف أنت ودينك؟   Dikisahkan, Seorang salaf ditanya;  _”Bagaimana keadaanmu dan agamamu?”_ *Ia menjawab,* ‏فقال: تمزِّقهُ المعاصي، وأرقِّعهُ بالإستغفار…‏     _”Kemaksiatan merobek-robeknya, kemudian aku merajutnya kembali dengan istighfar”_ *والله المستعان..*

Penghapusan Syariat Islam di Piagam Jakarta

Kisah di balik penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta adalah bukti dari tirani minoritas yang menelikung sebuah kesepakatan luhur bangsa ini. Tanggal 22 Juni bagi umat Islam di Indonesia adalah hari yang sangat bersejarah. Pada hari itu, sebuah gentlement agreement, perjanjian luhur yang dibuat oleh tokoh-tokoh nasional, berhasil merumuskan sebuah tonggak sejarah bagi cita-cita penegakan syariat Islam di Indonesia. Pada 22 Juni 1945, tokoh-tokoh nasional yang tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, A.A Maramis, Haji Agus Salim, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, dan KH Abdul Wahid Hasjim, menandatangani sebuah kesepakatan yang kemudian disebut dengan “Piagam Jakarta”. Naskah Piagam Jakarta yang dilahirkan dari hasil konsensus bersama, dengan mencurahkan segala pikiran dan tenaga, kemudian menjadi Mukaddimah (Preambule) dalam Undang-Undang Dasar 1945. Mukaddimah ini kemudi