Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Menjadi Suami Itu...

Menjadi seorang suami bukan berarti menjadi seorang jenderal yang bila memerintah harus dipatuhi, ditakuti dan dikhawatirkan kedatangannya, yang harus terlihat keras Tapi bukan juga yang tunduk pada semua kemauan istrinya, plin plan dan tak punya pendirian, tak bisa mengambil keputusan dan terlihat lemah tak punya wibawa Menjadi suami adalah diantara keduanya, agar dihormati dan mendapatkan tempat bernilai di hati dan pandangan istrinya. Bisa diandalkan dan memberi kepastian Sebab jika suami lemah istrinya berubah jadi macan, bila suami terlalu keraspun istrinya takkan nyaman. Menjadi suami adalah tentang menyeimbangkan diri, tentang adil Tak lekas marah ketika istrinya berbuat yang keliru, juga tak membiarkan istri hingga dosanya dilakukan terus-menerus. Tegas tapi tak kasar, lembut tapi tidak lemah Menjadi suami berarti berada di depan tanpa merasa lebih tahu, memimpin bukan menguasai, mengawal bukan mengamankan, membimbing bukan menyuruh-nyuruh Sebab Islam itu menyuruh lelaki

Waspada Kesalahan Sebelum Nikah

Pesan dari Ustadz Arifin Ilham Sahabatku inilah 12 kesalahan sebelum nikah : 1. Belum faham tujuan nikah, 2. Terlalu cepat jatuh cinta  krn penampilan padahal belum mengenal karekter, latar belakang & klrg calon, 3. Mengutamakan selain akhlak & agamanya padahal nikah bukan hanya u didunia, 4. Sudah bersentuhan bahkan lebih dari itu sehingga merusak "ashshofwah" kesakralan, kemuliaan & keindahan sebuah pernikahan, 5. Terlalu lama berkenalan, 6. Kalau sudah melamar dianggap sudah halal padahal belum halal, 7. Byk syarat, byk menolak, byk memilih, harapan terlalu sempurna "perfectionist", 8. Menuntut mahalnya mahar, 9. Lebih memikirkan kemewahan resepsi daripada halalnya nikah, 10. Membagikan undangan dg berfoto mesra padahal belum halal, 11. Dilelahkan dg adat istiadat yg tidak Syar'i, 12. Traumatik masa lalu padahal gagal dlm pernikahan lebih baik daripada tdk mau nikah, "Semoga Allah menuntun kita meraih pasangan yg diridhoi Allah u

Feminis Kurang Piknik

Kaum Feminis sering menggembar-gemborkan Gender Equality dan menuduh Islam memarjinalkan kaum wanita, terutama dari sisi hak finansial. Padahal sejatinya, Islam memposisikan seorang ibu sebagai ‘sekolah pertama’ bagi anak-anaknya, yang diberikan wewenang penuh untuk mendidik intelejensia anak-anak, sekaligus moral dan spiritualnya. Tak sekedar itu, kaum lelaki muslim diperintahkan untuk memperlakukan wanitanya dengan sebaik mungkin. Siapa yang perlakuannya paling baik, dialah yang dinobatkan sebagai "lelaki mukmin terbaik" versi Rasulullah. Sebagaimana sabda baginda Rasulullah SAW: أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah ia yang paling baik akhlaknya, dan orang terbaik diantara kalian adalah mereka yang paling baik akhlaknya terhadap isteri-isterinya”. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi). خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَاخَيْرُكُمْ لِأَهْلِي “Sebaik-baik

Tujuan Pernikahan

Takkan pernah kita berjumpa dengan Muslimah sempurna, sama seperti mustahil kita menemukan Muslim yang tanpa cela. Karenanya dalam menikah, itu tak disyaratkan Menikah bukan berarti menyatukan dua insan yang tak pernah bersalah, menerima bahwa mereka sama-sama punya kurang, tapi keduanya sadar bahwa tujuannya sama Asal keduanya menuju pada tujuan yang satu, maka takkan terlepas ikatannya, kekurangan bisa ditutupi, kelebihan bisa ditambahkan. Semua bisa dihadapi Bila yang satu lelah, yang lain membopong, bila yang satu gontai yang lain menyemangati, yang satu gundah yang lain menenangkan, berdua bersama berjalan Itulah rumah tangga, sama seperti perjalanan. Banyak orang ingin lekas sampai pada tujuan, mereka lupa bahwa indahnya itu justru di perjalanannya, bukan tujuannya Mengapa banyak rumah tangga kandas di jalan? Sebab jalan mereka tak satu tujuan, bila sudah begitu, bergandengan jadi menyusahkan, apapun akan jadi masalah Sesempurna apapun, bila sudah beda jalan, akan jadi masa

Adzan Tidak Perlu Pengeras Suara?

Mengapa adzan harus dikumandangkan keras-keras? Pakai speaker pula. Apa tidak mengganggu yang lain yang bukan orang muslim? Ada sebuah cerita menarik yang diceritakan seorang teman melalui aplikasi perbincangan di grup WhatsApp. Berikut kisahnya. Adalah teman saya, yang kebetulan non muslim, bertanya kepada saya, “Kenapa kalau adzan harus dibunyikan keras-keras dengan speaker pula?”. Saya yang bukan ahli agama kemudian berpikir sejenak mencari jawaban yang mudah dicernanya, menjawab seperti ini “Bro, adzan itu adalah panggilan sholat, pasti dong namanya panggilan tidak mungkin dengan cara yang sama seperti berbicara atau berbisik-bisik”. . Teman saya membalas “Tapi kan di orang-orang sekitar tidak semuanya muslim?”. Saya jawab lagi “Benar. Bro, kita sekarang sedang ada di bandara, dengar kan announcement bandara selalu memberikan panggilan boarding? Apakah kamu juga mempertanyakan ke mereka mengapa melakukan panggilan boarding pesawat YANG LAIN keras-keras padahal bukan panggilan

Cinta Perhatian

Tidak semua kehidupan kita harus terpapar untuk orang lain, itu tidak sehat. Sebab permasalahan takkan bisa diselesaikan bila kita selalu dilihat oleh orang lain Itulah mengapa privasi rumah tangga itu perlu. Islam mengatur ada kehidupan umum yang orang lain boleh tahu, ada pula kehidupan khusus, yang hanya kita yang tahu Senang saat orang lain menikmati kehidupan pribadi kita itu penyakit, inilah tantangan zaman now, dimana mempublikasikan sesuatu itu menjadi sebuah gaya hidup Bahkan kata-kata sayang kepada istri dibaca dan diketahui orang lain sebelum istrinya, bahkan keadaannya diumumkan lebih dulu pada khalayak sebelum keluarganya Cinta sepasang kekasih itu dibangun berdua, disimpan berdua, tak apa bila dipertontonkan bila ada maksud dakwah, tapi dakwah bukan mengumbar, atau bahkan pamer Kita hidup di masa tipisnya garis batas antara dakwah dan perilaku pamer, antara edukasi dengan senang dipuji, semua memang kembali pada diri kita masing-masing Sosial media membuat dakwah be

Baca saat tubuh sakit

Manusia adakalanya mengalami sakit. Ia mesti bersabar sambil berobat secara medis. Ia perlu meminta doa dari orang-orang saleh untuk kesembuhannya. Tetapi ia juga harus memohon kesembuhan dari Allah SWT. Ia sendiri juga dianjurkan untuk membaca doa berikut ini untuk tubuhnya yang sakit. بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ أُعِيْذُكَ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ Bismillâh, bismillâh, bismillâh. U‘îdzuka bi izzatillâhi wa qudratihi min syarri mâ ajidu wa uhâdziru (dibaca tujuh kali). As’alullâhal ‘adhîma rabbal ‘arsyil ‘adhim an yasyfiyaka (dibaca tujuh kali). Artinya, “Dengan nama Allah, dengan nama Allah, dengan nama Allah, aku lindungi kamu berkat kemuliaan Allah dan qudrah-Nya dari kejahatan barang yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan (dibaca tujuh kali). Aku memohon kepada Allah Yang Maha Besar, Tuhan Arasy yang maha besar agar Dia menyembuhkanmu (dibaca tujuh kali),”(L

Laki-laki itu pake logika, perempuan pake perasaan

Lagi curhat seru banget ke suami ngedumelin tetangga sebelah yang suka ngomongin kita di belakang. Sambil dengan ekspresi kesel, ngomel dan "terbakar" banget. lalu tiba-tiba respon suami ngga enak. " Ngeselin banget si, mana sini orang nya. Atau kita kesana samperin aja terus omelin orang nya.." Lahhh?! . Ya ngga gitu juga si.. Perempuan mah kalo curhat yang penting uneg uneg nya keluar si ya.. Nah sifat laki-laki itu cari Solusi. Jadi begitu ada masalah ngga curhat atau ngomel dan ngedumel ngga jelas tapi berpikir dan cari jalan keluar. . Buat laki-laki yang mau nikah nih, kalo entar dengerin istri curhat nangis ", kesel, bt sama orang tapi yang di pukul pundak suaminya, dia cuma lagi ngeluarin emosi biar lega isi hatinya dan tenang lagi setelah emosi nya pergi. . Ngga usah di respon terlalu serius kecuali dia nanya sebaiknya gimana yaa? Atau aku harus gimana sama dia? Kalo dia ngga nanya berarti tugas suami cuma dengerin aja dan bukan nyari Solusi. .

Hasil akhir itu milik Allah, tugas kita mengikhlaskannya

Tak ada yg salah dengan cinta.. Kita menerima nya begitu saja. Bahkan lewat seseorang yg baru saja kita temui di jalan. Atau seseorang yg telah lama kita kenal dan baru kita sadari keberadaan nya. Tak dapat kita menolak atau meminta nya Ingin kita memiliki nya di saat bertemu dengan orang yg sangat baik dan peduli. Namun tak jarang Ia malah datang melalui orang yg cuek dan sama sekali tak mengerti kita. Andai Aku bisa memilih nya. Kepada siapa ingin ku sandarkan cinta. Tentu tak akan pernah ada sakit hati di muka bumi. Unik memang.. Allah memberikan rasa belas kasih yg sangat dalam kepada seseorang untuk mengasihi orang lain dengan cara berbeda. Bahkan dengan menunjukkan pengorbanan yg luar biasa. Juga rasa sakit yg teramat dalam. Saat seseorang harus pergi secara dhohir atau pun batin dari kehidupan kita. Lalu rasa ingin memiliki dan Kesiapan hati menerima. Juga rasa ingin berkorban dan menunjukkan kesetiaan cinta. Berapa kali pun dan di ulas oleh siapapun, tentang cinta tak a

Mengapa Memilih Keshalihan Calon Pasangan

Pernah denger ada perempuan yg bercerita tentang calon pasangannya? Yang laki" itu bahkan belum "selesai" membenahi dirinya sendiri? Lalu dengan PD si perempuan ingin membuatnya lebih baik? Menurutmu laki" ini akan lebih baik? Atau perempuan nya yg akan terbawa perilaku suaminya jika menikah nanti? Karena sangat sulit memulai kebiasaan baik jika memang sebelumnya terbiasa dengan hal buruk. Sudah pasti ada bnyk orang yg pernah ikut andil ingin "merubah" laki" ini mjdi lebih baik lalu gagal. Termasuk ortu, Guru, sahabat dan banyak orang lain yg pernah terlibat. Lalu kita ini siapa? Jika sebelum berumah tangga Ia terlihat "nurut" & mengikuti arahan kita, belum tentu setelah menikah Ia akan "nurut" juga. Karena nurut yg sebelumnya bisa jadi hanya modus saja agar kita mau menikah dengannya. Lalu setelah menikah, dia yg jadi imam kita loh. kita bukan yg harus nurut sama dia? Apa sanggup tetep taat sebagai istri tapi sambil menga

Kode

Bicara kode coba tanyakan pada perempuan. Mereka hafal berbagai rumus yg sulit di pecahkan. Misalnya saja Diam.. Jika istri anda diam, anda sedang menghadapi berbagai macam kemungkinan. Jangan bertanya mengapa Ia diam. Anda lah yg harus lebih peka dan mencari tau. Jangan menunggu Ia berteriak lalu berkata kamu tidak peka. Coba berpikir lebih keras lagi. Cek baik-baik hak apa yg belum dia dapat. Mungkin Uang belanja,Mungkin baju baru,  Mungkin permintaan maaf atau Mungkin dia memang sedang malas bicara. Mungkin Ia hanya ingin mendengar. Mungkin Ia tak sepakat tapi sulit mengungkap. Mungkin Ia sedang marah. Mungkin Ia sedang hamil atau lagi PMS. Mungkin mungkin mungkin. Ada banyak sekali kemungkinan. Jika anda benar-benar menyerah, Berterus teranglah dan katakan Aku menyerah. Aku tidak tau mengapa kamu diam. Plis tell me about your feeling.. Jangan lupa muka pasrah , mata berkedip sebelah, angkat alis dan kerutkan dahi. Keingintahuan yg mendalam di sini di perlukan. Dengan begitu mun

Nasehat dari Kyai

Akhir tahun lalu, 31 Desember 2017, saya dan rekan semasa di pondok Muhammad Ammar berkesempatan menghadiri kegiatan temu alumni Buntet Pesantren di Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Ahad-Senin (31/12/17-1/1/).  Dalam perjalanan menuju ke lokasi, kami berada dalam satu mobil bersama Wakil Ketua PP RMI-NU yang sekaligus Ketua Umum PP Ikatan Keluarga Alumni Buntet (Iklab) KH Masrur Ainun Najih. Kami menikmati lengangnya tol Cipali. Sepanjang jalan, kami mendapat petuah dan nasihat berharga. Di antaranya mengenai kepribadian santri zaman now yang mesti menyelaraskan modernitas dengan tradisi masa lalu. Juga, menyoal kehidupan yang lebih global.  Kami menyimak dengan saksama. Berharap ada hal yang bisa kami lakukan di kemudian hari untuk menjadi diri yang lebih baik. Ia menanyakan kesibukan kami saat ini. Kemudian mencoba memberi solusi untuk bekal di masa depan. Persis seperti orang tua kepada anaknya sendiri. Banyak sekali yang disampaikan. Dengan sesekali guyon dan pernya

Tentang Nusyuz

Dalam bahtera pernikahan, persoalan pasti akan selalu ada. Perselisihan pendapat dalam sebuah masalah hampir dipastikan terjadi antara suami dan istri. Tidak jarang, muara dari perselisihan tersebut adalah sikap nusyuz yang ditampakkan oleh sang istri. Dalam pemaparan kali ini, akan dibahas apa sebenarnya arti dari nusyuz, apa saja yang bisa menyebabkan seorang perempuan dianggap nusyuz, apa yang harus dilakukan oleh suami, dan bagaimana konsekuensi hukumnya menurut syariat. Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha dalam al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imam al-Syâfi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000), juz IV, halaman 106, mendefinisikan nusyuz dengan redaksi berikut: ونشوز المرأة: عصيانها زوجها، وتعاليها عمّا أوجب الله عليها من طاعته…ونشوز المرأة حرام، وهو كبيرة من الكبائر Artinya: “Nusyuz-nya seorang perempuan ialah sikap durhaka yang ditampakkannya di hadapan suami dengan jalan tidak melaksanakan apa yang Allah wajibkan padanya, yakni taat terhadap suami… nusyuz-nya perempuan ini huku