PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran
merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari
beberapa komponen yaitu : guru, kurikulum, anak didik, fasilitas dan
administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan
sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung,
komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan
pengelolaan belajar yang baik yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Pada
sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
pembelajaran. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat atau media
yang digunakan dalam pembelajaran, disamping itu guru mampu menggembangkan
ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media
tersebut belum tersedia di sekolah.
Kenyataannya
di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang maupun
pengelola pembelajaran untuk memiliki ketrampilan dalam menyusun rencana
pengajaran maupun melakukan interaksi dengan anak didik, mengelola kelas,
menggunakan sumber belajar termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran.
Untuk itu guru yang profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang
mendasari profesinya. Guru setidak-tidaknya memiliki pengetahuan tentang
karakteristik anak didik, mengetahui teori belajar, rancangan pembelajaran,
penyajian bahan ajar, penguasaan terhadap penggunaan media pembelajaran dan melakukan
penilaian hasil belajar.
Selanjutnya
efektivitas pembelajaran juga berhubungan dengan kompetensi yang berupa
kemampuan menggunakan media pembelajaran yang yang menunjang persiapan serta
pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Anak didik belajar dari gurunya bukan saja
dari apa yang secara langsung diajarkan, tetapi juga dari media pembelajaran
yang terlihat saat yang bersangkutan melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru
yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif, efisien dan
berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media pembelajaran yang
keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media pembelajaran memiliki
nilai praktis dan fungsi yang besar bagi pelaksanaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Sadiman, 2002: 6). Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media
adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.
Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001
: 4) “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, Koran, majalah dan
sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televise kalau digunakan
dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.[1]
Gagne dan Briggs sebagaimana dikutip oleh
Azhar Arsyad (2000) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah “meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, foto, gambar,
grafik, telvisi dan komputer”. Dari kutipan ini dapat dimaknai bahwa media
adalah komponen sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi
pembelajaran dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Asnawir dan M. Basyaruddin Usman (2002),
mengemukakan pengertian media pembelajaran adalah “sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audiens
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya”.
Dari
beberapa kutipan di atas mengenai pengertian media pembelajaran dapatlah
dipahami bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau alat yang digunakan
(guru) dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar proses
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, efektif, efisien dan
berdaya tarik.
B.
MACAM-MACAM
MEDIA PEMBELAJARAN
Media
yang telah dikenal saat ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah
lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan
dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan
berikut.
1.
Dilihat
dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a. Media Auditif
Media ini hanya
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder. Media ini
tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.[2]
b. Media Visual
Media
ini hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan
gambar diam seperti strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar
atau lukisan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang
bergerak seperti film kartun.
c. Media Audiovisual
Media
ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik dan lebih menarik, karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan kedua. Media ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu
Audiovisual diam, audiovisual gerak, audiovisual murni, dan audio visual tidak
murni.
2.
Dilihat
dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam:
a. Media dengan daya liput luas dan
serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari
hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan
ruangan khusus. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
b. Media dengan daya liput yang terbatas
oleh ruang dan tempat, media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan
tempat yang khusus seperti film, sound slide. Film, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
3.
Dilihat
dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:
a. Media diproyeksikan seperti film, slide,
film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead
projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat
proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar,
foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.
C. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU
Media sebagai alat bantu dalam proses
belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak
dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu
tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru
kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk
dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang
rumit atau kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini
dilandaskan dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan
media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak
didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Akhirnya, dapat
dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang
mempergunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan
pengajaran.
D. MEMILIH MEDIA YANG TEPAT
Tidak semua anggapan yang menyatakan bahwa semakin canggih
media yang digunakan akan semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan adalah
benar. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis
lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya
dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula. Sungguhpun
demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat, antara lain :
1.
Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan
pertama dalam memilih media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah
dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk
koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut aspek
kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakan komputer yang
terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh menggunakan
internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid lebih penting untuk
memperoleh akses.
2.
Cost
Biaya juga harus menjadi bahan
pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media
pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung
dengan aspek manfaat. Sebab semakin Jurnal Pendidikan pendayagunaan Media
Pembelajaran banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan
semakin menurun.
3.
Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada
satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan apakah teknisinya tersedia
dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual
untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah
voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya?
Interactivity Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah
atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh
guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
tersebut.
4.
Organization
Pertimbangan yang juga penting
adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan
yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia
sarana yang disebut pusat sumber belajar?
5. Novelty
Kebaruan dari media yang akan
dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru biasanya
lebih baik dan lebih menarik bagi murid.
Dari beberapa pertimbangan di atas,
yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan
mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan
kreativitas yang dimilikinya. Kemudian Hakikat
dari pemilihan media ini pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak
memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.[3]
E. PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA
SUMBER BELAJAR
Peranan media akan terlihat jika
guru pandai memanfaatkannya. Ketika fungsi-fungsi media pelajaran diaplikasikan
ke dalam proses belajar mengajar maka akan terlihat peranannnya sebagai berikut
:
1.
Media
yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang
guru sampaikan.
2.
Media
dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh
para siswa.
3.
Media
sebagai sumber belajar bagi siswa.
Bertolak dari fungsi dan peranan media
diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi lebih jelas, sehingga tidak
memanfaatkan media secara sembarangan. Guru dapat mengembangkan media sesuai
kemampuannya dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam
memilih dan menentukan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Langkah-langkah dalam pemanfaatan media.
1.
Merumuskan
tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2.
Persiapan
guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media massa yang akan
dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3.
Persiapan
kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam menerima pelajaran
dengan menggunakan media tertentu.
4.
Langkah
penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan
memanfaatkan media pengajaran.
5.
Langkah
kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media
pengajaran.
6.
Langkah
evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi sampai
sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh
mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses
belajar siswa.
Paling
mutakhir, media komputer berbasis internet menjadi sumber elajar acuan yang
cukup digemari sekarang ini. Selain berfungsi sebagai sumber informasi melalui
situs-situs yang menyediakan beragam materi, internet adalah media diskusi
ilmiah online. Dengan internet, diskusi yang diadakan dapat berlangsung kapan
saja dan oleh siapa saja yang tidak berada dalam satu lokasi.
Sebelum memutuskan untuk
memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru
melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk
mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan
beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam
melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.
1.
Menyesuaikan
Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan
dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi
pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu
ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis
media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki
tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah
bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua
materi pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Arab.
Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak, media yang lebih tepat
digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis
atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak.
Contoh
lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses
peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media
video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik
animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses
yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan
proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan
lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau
pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam
menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis
media yang lebih tepat untuk menyajikannya.
2.
Keterjangkauan
dalam Pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau
seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya
dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau
tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk
pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum
dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah
apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran.
Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah
kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan
lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang
sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan
pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan
mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti
pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu
juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut
masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang
dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah?
Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.
3.
Ketersediaan
Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tidak
ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak
didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya
tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat
komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area
Network (LAN).
Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi ekspertis atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.
Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi ekspertis atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.
4.
Ketersediaan
Media Pembelajaran di Pasaran
Karena promosi dan peragaan yang sangat
mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik
untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media
pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat
keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya
dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara
mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan
tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata
sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka
waktu tertentu.
Kemudian,
dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari,
kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi
yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok danmembantu mempermudah
siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media
pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
5.
Kemudahan
Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya
untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu
bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang
dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun
oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan
berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai
untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan
pemanfaatan medianya.
Permasalahan yang sering muncul berkenaan
dengan penggunaan media pembelajaran, yakni ketersediaan dan pemanfaatan.
Ketersediaan media, masih sangat kurang sehingga parapengajar menggunakan media
secara minimal. Media yang sering digunakan adalah media cetak (diktat, modul,
hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan sebagainya), dan didukung dengan
alat bantu sederhana yang masih tetap digunakan seperti papan tulis/white board
dan kapur/spidol. Sedangkan media audio dan visual (kaset audio, siaran TV/Radio,
overhead transparency,video/film,), dan media elektronik (komputer, internet)
masih belum secara intensif dimanfaatkan.
Masalah kedua, pemanfaatan media. Media
cetak merupakan media yang paling sering digunakan oleh pengajar, karena mudah
untuk dikembangkan maupun dicari dari berbagai sumber. Namun, kebanyakan media
cetak sangat tergantung pada verbal symbols (kata-kata) yang bersifat sangat
abstrak, sehingga menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari
pebelajar, hal inilah yang dapat menyulitkan mereka. Karena itu dalam
pemanfaatan media ini, diperlukan kreativitas pengajar juga pertimbangan
instruksional yang matang dari pengajar. Kenyataan yang sering terlihat adalah,
banyak pengajar menggunakan media pembelajaran “seadanya” tanpa pertimbangan
pembelajaran (instructional consideration), dan ada pula pengajar yang
menggunakan media canggih walaupun sesungguhnya tidak diperlukan dalam
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tidak diragukan lagi kita semua dapat
sepakat bahwa media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih
ada yang belum menggunakan media, itu hanya perlu sedikit perubahan sikap. Dalam memilih media, perlu disesuaikan
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
Kelancaran dan efektivitas
pembelajaran antara lain didukung oleh kehadiran alat bantu/media/sumber
belajar yang tersedia. Ketersediaan alat bantu/media/sumber belajar
memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik, lebih intensif, dan lebih banyak
potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, alat bantu/media/sumber
belajar perlu dihadirkan dengan tepat.
Lebih lanjut, alat
bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan secara sinergis untuk
mengoptimalkan pembelajaran. Dengan adanya media/alat bantu pembelajaran
semakin memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dapat
menciptakan kondisi yang dapat mendorong siswa agar dapat mencapai
kompetensinya dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Bahri
dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar
,Jakarta: PT Rineka CiptaAzhar, Arsad , 2008, Media Pembelajaran ,Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sadiman, Arief S. , M.Sc., dkk., Media Pendidikan : Pengertian dan Pemanfatannya,
Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. Rajagrafindo Persada
Iif, Khairu Ahmadi , dkk, 2010, Strategi
Pembelajaran SBI dan SBN, Jakarta: prestasi pustaka
[1] WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasistandar
proses Pendidikan, Prenada, cet 7. Hal 163.
[2]
Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain, StrategiBelajarMengajar,
RinekaCipta, Jakarta.Cet 3. Hal 124
[3]
Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc., dkk., Media Pendidikan : Pengertian dan
Pemanfatannya, (Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. Rajagrafindo Persada),
83-84
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus