KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Keterampilan Membuka, Menutup, dan Menjelaskan)

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR part 1

(Keterampilan Membuka, Menutup, dan Menjelaskan)

PENDAHULUAN

Dalam bahan belajar mandiri (modul) tiga Anda telah mempelajari Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Mikro. Salah satu pokok bahasan atau kegiatan belajar yang dibahas dalam bahan ajar tersebut yaitu ”tahap persiapan”. Mungkin Anda masih ingat, ... apa saja yang termasuk dalam tahap persiapan tersebut. Dari sekian aspek yang harus dilakukan dan dikuasai oleh setiap peserta dalam tahap persiapan pembelajaran mikro yaitu menguasai ”jenis-jenis keterampilan dasar mengajar”. Sasaran dari pembelajaran mikro antara lain yaitu mempersiapkan, membina dan meningkatkan kemampuan mengajar. Adapun setiap keterampilan dasar mengajar adalah merupakan unsur yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu jika berbicara masalah kemampuan mengajar, berarti antara lain berbicara keterampilan dasar mengajar.
Untuk menguasai secara profesional terhadap setiap jenis keterampilan dasar mengajar, ada dua hal sebagai prasyaratnya yaitu: a) menguasai dasar-dasar teori/konsep, kaidah, hukum atau karakteristik setiap jenis keterampilan dasar mengajar; b) melakukan proses latihan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, mulai dari latihan dalam bentuk simulasi (mikro teaching), latihan terbimbing dan latihan mandiri. Proses latihan tidak cukup hanya dengan satu atau dua kali latiha, akan tetapi harus terus menerus mengembangkan kemampuan baik melalui program pra-jabatan maupun dalam jabatan.
 Dalam bahan belajar mandiri (modul) enam ini secara terperinci akan dibahas, dikaji dan didiskusikan tiga jenis keterampilan dasar mengajar yaitu: Keterampilan Membuka, Keterampilan Menutup, dan Keterampilan Menjelaskan. Mengingat terdapat beberapa jenis keterampilan dasar yang akan dibahas, maka untuk memudahkan pengorganisasian bahannya, selanjutnya disebut ”keterampilan dasar mengajar 1”, berikutnya tentu nanti ada keterampilan dasar mengajar 2, dan selanjutnya.
Setelah mempelajari, mendiskusikan dan mensimulasikan ketiga jenis keterampilan dasar mengajar tersebut di atas, Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.      Memahami hakikat keterampilan  membuka pembelajaran, sebagai salah satu unsur dari keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru
2.      Memahami hakikat keterampilan menutup pembelajaran, sebagai salah satu jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru
3.      Memahami hakikat keterampilan menjelaskan, sebagai salah satu jensi keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dengan baik oleh guru.
Tiga jenis keterampilan dasar tersebut di atas, merupakan bagian dari keterampilan dasar mengajar yang sangat penting untuk dikuasai dan dimiliki oleh calon dan para guru. Dalam setiap kegiatan pembelajaran disadari ataupun tidak, setiap guru pasti menerapkan ketiga jenis keterampilan dasar mengajar tersebut. Adapun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari bahan ajar keenam ini, maka pokok-pokok materi atau kegiatan belajar yang akan dibahas dalam bahan ajar keenam ini terdiri dari:
1.      Keterampilan Membuka Pembelajaran; yaitu membahas hakikat keterampilan membuka pembelajaran sebagai salah satu jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
2.      Keterampilan Menutup Pembelajaran; yaitu membahas hakikat keterampilan menutup pembelajaran, sebagai salah satu jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
3.      Keterampilan Menjelaskan; yaitu membahas hakikat keterampilan menjelaskan pembelajaran, sebagai salah satu jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
Mudah-mudahan Anda dapat semakin ulet untuk mempelajarinya, sehingga Anda dapat memahami secara utuh dan tuntas terhadap ketiga bahasan yang akan disajikan dalam bahan belajar mandiri ini. Oleh karena itu silahkan ikuti beberapa langkah kegiatan pembelajaran berikut ini:
1.      Bacalah dengan cermat isi bahan belajar mandiri ini, pahami secara utuh pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalamnya.
2.      Diskusikan dengan teman Anda setiap pokok pikiran yang dibahas, sehingga Anda dapat memperoleh pemahaman yang jelas dan dapat menyimpulkan setiap pokok pikiran yang telah Anda pelajari
3.      Simulasikan dan demonstrasikan setiap jenis keteramipan dasar mengajar yang telah Anda pelajari tersebut, sehingga Anda memiliki pengalaman praktis bagaimana menerapkan ketiga jenis keterampilan dasar mengajar tersebut dalam proses pemebelajaran.
4.     Kerjakan tugas-tugas yang tercantum di dalam bahan belajar mandiri ini, agar Anda dapat mengetahui tingkat pemahaman terhadap ketiga jenis keterampilan dasar mengajar yang telah Anda pelajari.
5.      Jangan lupa sebelum belajar berdo’alah terlebih dahulu, semoga kita diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk memahaminya.
            Selamat belajar semoga sukses.

Kegiatan Belajar 1

KETERAMPILAN MEMBUKA PEMBELAJARAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses yang ditata dan diatur menurut  langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur, logis, dan sistematis dari mulai kegiatan membuka, inti, dan kegiatan menutup pembelajaran.
Penerapan setiap langkah yang termasuk dalam prosedur pembelajaran tersebut, semuanya diarahkan pada upaya membelajarkan siswa, yaitu bagaimana agar dengan kegiatan membuka, kegitan inti dan kegiatan menutup pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dapat berfungsi sebagai instrumen pembelajaran yang baik, untuk memfasilitasi kemudahan belajar bagi siswa, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) pada dasarnya adalah merupakan bentuk perilaku (kemampuan) atai keterampilan (skill) yang bersifat khusus dan mendasar (most spesific instructional behaviours) yang harus dimiliki guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara profesional. Ketarampilan dasar mengajar bagi guru mutlak hatrus dikuasai, agar guru dapat mengimplementasikan berbagai strategi, pendekatan atau model pembelajaran. Dengan dikuasainya setiap jenis keterampilan dasar mengajar maka guru akan dapat melaksanakan perannya sebagai pengelola pembelajaran dengan baik.
Topik pertama jenis keterampilan dasar mengajar yang akan kita pelajari dalam kegiatn pembelajaran ini yaitu ”Keterampilan Membuka pembelajaran”. Mungkin Anda sudah sangat paham, bahwa pembukaan dalam berbagai kegiatan adalah kegiatan yang dilakukan diawal, yaitu untuk mengawali atau memulai kegiatan. Pembukaan yang merupakan kegiatan untuk memulai aktivitas, biasanya hanya bersifat untuk mengantarkan aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya. Demikian pula dalam pembelajaran, kegiatan pembukaan pada dasarnya adalah kegiatan mengawali pembelajaran untuk mengantarkan aktivitas atau proses pembelajaran berikutnya yaitu kegiatan inti pembelajaran.
Bagaimana dengan penjelasan dan ilustrasi yang disampaikan di atas sudah mulai tergambarkan apa sebenarnya keterampilan membuk pembelajaran tersebut ?. Baiklah untuk mendalaminya, berikut ini secara lebih terurai akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan membuka pembelajaran, tujuan dan manfaat membuka pembelajaran, dan komponen-komponen dalam membuka pembelajaran, seperti dalam pembahasan berikut ini:

B.     Hakikat Membuka Pembelajaran (set induction)
Membuka pembelajaran (set induction), adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pembelajaran. Seperti kita sering saksikan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya kita sering mendengar ada acara pembukaan, yaitu kegiatan mengawali sebelum memasuki kegiatan pokok. Demikian halnya dalam pembelajaran, kegiatan pembukaan adalah kegiatan mengawali sebelum kegiatan inti pembelajaran.
Pembukaan dalam berbagai kegiatan dianggap cukup penting mengingat sangat mempengaruhi dan menentukan kelancaran pada kegiatan berikutnya. Pembukaan yang baik akan mampu mengantarkan atau mengkondisikan kegiatan tahap berikutnya dengan lebih lancar dan berkualitas. Sebaliknya bila pada saat pembukaan tidak mampu memberikan gambaran yang jelas, maka akan mengalami kesulitan dan mendapatkan kendala pada tahap kegiatan berikutnya.
Pembukaan pembelajaran yang baik, tidak cukup hanya dengan mengecek kehadiran siswa, lalu menyampaikan informasi mata pelajaran yang akan dipelajari saja. Akan tetapi melalui pembukaan sudah masuk pada pra-kondisi pembelajaran, yaitu untuk memberikan gambaran umum tujuan yang harsu dicapai, materi yang akan dipelahari, maupun proses pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan demikian sejak memulai pembelajaran (pembukaan), siswa sudah punya gambaran deskriptif mengenai proses dan hasil yang akan dicapai.
1.      Pengertian Membuka Pembelajaran
Seperti sudah disinggung di atas, bahwa kegiatan membuka pembelajaran pada dasarnya adalah upaya atau usaha dan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk memulai pembelajaran. Menurut Soli Abimanyu membuka pembelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari” (1984).
Membuka pembelajaran (set induction), adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental, menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat kepada kegiatan belajar yang akan dilakukan. Kegiatan membuka pembelajaran bukanlah kegiatan basa-basi tanpa arah yang jelas. Dengan membuka pembelajaran dimaksudkan untuk mengkondisikan siap mental bagi siswa untuk  mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu setiap guru dituntut melatih diri agar memiliki keterampilan membuka pembelajaran dengan baik dan tepat.
Jika siswa sejak awal sudah memiliki kesiapan untuk belajar, maka tidak terlalu sulit bagi guru untuk mengaktipkan siswa dalam langkah pembelajaran selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran). Dengan demikian kesiapan mental yang tercipta sejak awal pembelajaran bisa menjadi pra-syarat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran pada tahap berikutnya. Oleh karena itu guru perlu mensiasati kegiatan membuka pembelajaran secara dinamis dan bermakna, sehingga dapat memusatkan perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Soli Abimanyu, ada dua hal penting yang perlu dicermati sasaran dari kegiatan membuka pembelajaran, yaitu:
a.       Menciptakan suasana siap mental; yaitu kondisi psikologis siswa agar sejak awal pembelajaran sudah terbangun kondisi psikologis yang siap untuk belajar. Memiliki keyakinan yang kuat bahwa pada prinsipnya siswa akan bisa untuk mengikuti pembelajaran. Penciptaan kondisi seperti itu penting, karena proses aktivitas berikutnya sangat ditentukan oleh kondisi psikologis awal siswa. Sebaliknya jika sejak awal pembelajaran, siswa sudah mempunyai sikap yang negatif terhadap pembelajaran yang akan dijalaninya, maka akan melemahkan dirinya sendiri terhadap proses pembelajaran yang akan diikutinya, akhirnya hasil pembelajaran yang diperoleh akan jauh dari memuaskan.
b.      Menimbulkan perhatian siswa; yaitu proses untuk mencurahkan segala perhatian dan pikiran siswa pada pembelajaran yang akan dilakukan. Perhatian biasanya memiliki hubungan erat dan saling mempengaruhi dengan motivasi belajar. Misalnya jika sejak awal siswa sudah menaruh perhatian yang cukup baik terhadap materi olah raga yang akan dipelajarinya, maka biasanya akan timbul keinginan yang kuat (motivasi) untuk  berlatih dan mempelajarinya dengan baik.
Dua aspek penting yang menjadi sasaran dari kegiatan membuka pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, yaitu: menciptakan suasana siap mental, dan b) memusatkan perhatian siswa. Sejalan dengan pengertian tersebut di atas, Wina Sanjaya mengemukakan bahwa membuka pembelajaran (set induction) adalah ”usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang akan disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan” (2006).
Pengretian membuka pembelajaran yang dikemukakan di atas unsur-unsurnya hampir sama dengan yang telah disampaikan sebelumnya, yaitu:
a.       Menciptakan pra-kondisi belajar dengan terlebih dahulu mempersiapkan mental siswa (kondisi psikologis) agar tercurah pada pembelajaran yang akan dilaksanakan
b.      Menumbuhkan perhatian; yaitu proses memusatkan perhatian, pikiran, emosi, bahkan sosial untuk terlibat secara aktif pada pembelajaran yang akan dilakukan
c.       Mempermudah pencapaian kompetensi; hal ini tentu sebagai dampak dari dua hal yang telah dilaksanakan sebelumnya, yaitu kesiapan mental, perhatian dan motivasi sudah terpelihara, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik, sehingga tujuan atau kompetensi akan dicapai dengan baik pula. 
Secara teknis kegiatan membuka pembelajaran tidak hanya dilakukan pada awal dari satu unit kegiatan pembelajaran saja. Hal ini perlu dipahami, bahwa walaupun pembukaan pembelajaran diartikan sebagai suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan guru untuk memuluai pembelajaran, dalam penerapannya tidak hanya dilakukan satu kali ketika mengawali pembelajaran saja. Akan tetapi membuka pembelajaran dapat dilakukan pada setiap penggal indikator atau kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung.
Misalnya, jika dalam satu kegiatan pembelajaran ada tiga tujuan atau indikator pembelajaran (kompetensi) yang harus dicapai siswa, maka tentu saja ada tiga penggal materi pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru membuka pembelajaran, kemudian kegiatan inti membahas materi untuk indikator pertama. Setelah selesai mempelajari satu penggal materi dari satu indikator pertama dan menyimpulkannya, kemudian untuk memasuki pada penggalan materi (indikator) berikutnya, guru memulai dengan membuka lagi pembelajaran, yaitu mengajak siswa untuk memusatkan kembali perhatian dan membangkitkan motivasinya untuk mempelajari penggal materi kedua dan begitu seterusnya. Dengan demikian secara teknis kegiatan membuka pembelajaran dapat dilakukan beberapa kali selama proses pembelajaran berlangsung. Tentu saja teknik dan strateginya antara kegiatan membuka yang pertama berbeda dengan yang kedua, berbeda pula dengan yang ketiga, dan begitu seterusnya. Adapun kegiatan membuka untuk setiap penggal materi atau indikator dalam setiap satu unit kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada bagan bagan berikut:


 2.      Tujuan dan Manfaat Membuka Pembelajaran
Seperti sudah disinggung dalam pembahasan di atas, bahwa kegiatan membuka pembelajaran, bukan hanya sekedar kegiatan seremonial yang bersifat administratif agar sesuai dengan tuntutan prosedur   pembelajaran. Kegiatan yang bersifat rutin ketika memulai pembelajaran, seperti mengecek kehadiran, mengulang materi yang dan mengaitkannya dengan materi yang akan dibahas, belum tentu akan mencapai sasaran seperti yang dimaksud dari kegiatan membuka pembelajaran yaitu menumbuhkan kesiapan mental, membangkitkan perhatian dan motivasi siswa. Oleh karena itu dalam kegiatan membuka pembelajaran bentuk apapun dari apersepsi yang dilakukan oleh guru, harus mengarah pada pencapain tujuan dari membuka pembelajaran itu sendiri, yaitu antara lain:

a.       Menciptakan  kesiapan mental  yaitu pembentukan kondisi psikologis siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran
b.      Membangkitkan perhatian dan motivasi yaitu keinginan untuk memusatkan seluruh perhatian, emosi (fisik dan psikhis) siswa agar tercurah pada pembelajaran yang akan dilakukan
c.       Memberikan gambaran yang jelas tujuan atau kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya
d.      Memberikan gambaran yang jelas batas-batas tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
e.       Memberikan gambaran yang jelas pengalaman atau kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan
f.       Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3.      Komponen-komponen dalam Membuka Pembelajaran
Sesuai dengan pengertian dan tujuan keterampilan membuka pembelajaran yaitu sebagai pra-pembelajaran yang bertujuan antara lain untuk menciptakan kondisi siap mental, memusatkan perhatian dan membangkitkan motivasi belajar siswa, maka untuk mensiasatinya dapat dilakukan melalui alternatif kegiatan sebagai berikut:
a.     Menarik perhatian siswa
Perhatian dalam pembelajaran adalah kesanggupan untuk memusatkan seluruh aktivitas siswa agar tertuju kepada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Upaya untuk mengkondisikan perhatian siswa agar tertuju kepada pembelajaran, antara lain dapat dilakukan dengan cara:
1)   Gaya mengajar guru, misalnya memvariasikan suara, posisi guru, gerak tubuh dan penampilan lain yang sesuai dengan tuntutan sebagai pendidik.
2)    Menggunakan multi metoda, media dan sumber pembelajaran,  yaitu penggunaan metoda, media dan sumber pembelajaran secara bervariasi yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi, karaktersitik siswa, kelengkapan saran dan fasilitas (visual, audio, atau gabungan audio-visual)
3)      Pola interaksi pembelajaran yang bervariasi
     Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi, komunikasi pembelajaran yang dikembangkan secara interaktif akan menarik perhatian siswa, sehingga tidak akan menimbulkan kejenuhan. Pariasi komunikasi pembelajaran, misalnya kapan saat yang tepat untuk klasikal, individu, kelompok.
4)   Tempat belajar, misalnya selain belajar di dalam kelas, maka untuk menarik perhatian siswa, guru dapat merancang kapan pembelajaran dilakukan di luar kelas, laboratorium, perpustakaan atau ditempat belajar lainnya yang memungkinkan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif  dan efisien.
b.      Menumbuhkan motivasi belajar siswa
Motivasi adalah suatu kekuatan (energi) yang mendorong seseorang untuk berkativitas. Motivasi sangat penting dimiliki, dipelihara serta ditingkatkan pada setiap siswa. Guru harus berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat berbuat, bekerja dan melakukan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, antara lain dengan cara:
1)   Kehangatan dan antusias
   Sikap bersahabat dan mendidik yang ditunjukkan guru terhadap siswa, akan mendorong semangat (motivasi) belajar siswa. Kehangatan dan antusias, rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap profesi yang direfleksikan dalam setiap btindakan pembelajaran, akan berdampak positif untuk membangkitkan semangat belajar siswa.
2)     Menimbulkan rasa ingin tahu
Rasa penasaran yang menghinggapi seseorang, biasanya akan mendorong orang itu untuk melakukan aktivitas. Seorang siswa yang memiliki rasa ingin tahu cara kerja jantung pada tubuh manusia, maka ia akan mencari sumber-sumber pembelajaran yang dapat memenuhi keingintahuannya itu. Oleh karena itu untuk membangkitkan motivasi siwa, hendaknya guru banyak memberikan stimulus (ransangan) pembelajaran yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa.
3)     Membuat ide yang bertentangan
Siswa akan terdorong untuk mengemukakan pertanyaan atau pendapatnya terhadap sesuatu ide atau topik yang mengandung unsur bertentangan “pro dan kontra”, apalagi terkait dengan kehidupan nyata sehari-hari. Selama untuk kepentingan pembelajaran, guru harus kreatif memunculkan permasalahan yang dikemas dalam suatu ide atau topik yang mengandung unsur “pro dan kontra” sehingga menggugah semangat belajar siswa.
4)     Perbedaan individual
     Setiap siswa memiliki karakteristik, minat yang berbeda antara yang satu dengan siswa lainnya. Motivasi siswa akan muncul apabila pembelajaran yang akan diikutinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Minat siswa selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana ia hidup, juga oleh cita-citanya. Oleh karena itu untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya memperhatikan individu siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
c.     Membuat acuan
Acuan dalam pembelajaran adalah gambaran singkat atau deskripsi yang mengiformasikan ruang lingkup materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam membuka pembelajaran, memberikan acuan sangat penting, karena dengan acuan yang disampaikan guru, siswa sejak awal telah memiliki gambaran singkat mengenai apa yang akan dipelajari, aktivitas apa yang harus dilakukan untuk mempelajarinya.
Untuk memberikan acuan pada kegiatan membuka pembelajaran dapat dilakukan antara lain dengan cara: a) mengemukakan tujuan atau kompetensi yang harus dicapai siswa, b) menginformasikan tahap-tahap kegiatan yang harus dilalui siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut, c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari, d) mengingatkan siswa terhadap pokok-pokok atau substansi materi yang akan dipelajari.
d.      Membuat kaitan
Kompetensi adalah kemampuan dalam pengetahuan, sikap/nilai, keterampilan dan kebiasaan yang direfleksikan dalam kegiatan berpikir dan bertindak. Oleh karena membuat kaitan pada saat memulai pembelajaran tidak hanya mengaitkan antara tujuan atau materi yang akan dipelajarinya dengan materi-materi sebelumnya yang telah dikuasai siswa. Akan tetapi keterkaitan dengan tugas-tugas atau permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi yang akan dipelajari siswa memiliki nilai fungsional, yaitu bermanfaat dan terkait dengan kehidupan yang dihadapi.
Dari dua substansi pokok yang ingin dicapai dari kegiatan membuka pembelajaran, yaitu menciptakan pra-pembelajaran untuk mempersiapkan kondisi siap mental, memusatkan perhatian dan membangkitkan motivasi,  Wina Sanjaya mengemukakan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
  1. Menarik perhatian siswa dilakukan dengan cara: a) meyakinkan siswa bahwa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, b) melakukan hal-hal yang dianggap baru, misalnya dengan menggunakan alat bantu dan media pembelajaran, c) melakukan interaksi yang menyenangkan.
  2. Menumbuhkan motivasi belajar, dapat dilakukan dengan cara: a) membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, b) menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga siswa terdorong untuk belajar, c) mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
  3. Memberikan acuan atau rambu-rambu, dapat dilakukan dengan cara: a) mengemukakan tujuan yang ingin dicapai berikut tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, b) menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dikerjakan, c) menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki.
4.      Prinsip penerapan setiap unsur dalam kegiatan membuka pembelajaran
1)      Kebermaknaan
Setiap kegiatan membuka pembelajaran seperti menarik perhatian, membangkitkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, gaya mengajar, penggunaan multi metoda dan media pembelajaran, semuanya harus memenuhi unsur kebermaknaan. Bermakna artinya setiap unsur yang digunakan sesuai dengan upaya pencapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran, sifat materi, memperhatikan karakteristik siswa, maupun situasi dan kondisi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.


2)     Logis dan Berkesinambungan
Penerapan setiap unsur kegiatan membuka pembelajaran harus direncanakan. Dengan perencanaan yang matang, maka penggunaan unsur-unsur membuka pembelajaran tidak terkesan seperti dibuat-buat atau dipaksakan. Melalui perencanaan yang matang, penerapan unsur-unsur membuka pembelajaran akan berjalan secara logis dan sistematis, sehingga akan mampu mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


Allen-Ryan.1969. Micro Teaching. Sydney. Don Mills.Ontario.

Arilunto, S ( 1990 ) Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Reneha Cipta, Jakarta.

Abimanyu S. 1984. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran. Jakarta.

Abimabyu S.1984.Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajara. Jakarta. Ditjen Dikti.

Aswan, dkk.2004. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. Erlanga.

Bobbi dePorter.2000.Quantum Teaching.Bandung.Kaifa

Bolla, John I. dkk. 1985. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Jakarta. Fortuna.
............................   1986. Supervisi Klinis. Jakarta. Ditjen Dikti.
............................   1985. Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta. Ditjen Dikti.

Departeman Pendidikan Nasional.2002. Pendekatan Kontekstrual (Contectual Teaching and Learning). Jakarta.

Dimyati, dkk. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Dirjen Dikti.

David P. Philip. Teaching Embedded System Using Multiple Microcontrollers.Brigham.Youn University.

D.N. Pah, ( 1985 : 1 ) Keterampilan Memberi Penguatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

George Brown.1975.Microteaching; a programme of teaching skills.Methuen.

Hasibuan, JJ Ibrahim. 1988. Proses belajar mengajar keterampilan dasar micro. Bandung. Remaja Karya.

Pangaribuan Parlin. 2005. Pengajaran Micro. Medan. Unimed

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP No.19 Tahun 2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

P2LPTK. Ditjen. Dikti.Turney, C, dkk. 1973. Sydney Micro Skills. Handbook series. Sydney University.

Q. Anwar, ( 2004 : 79 ) Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran, Press, Jakarta.

Raflis kosasi. 1985. Keterampilan Menjelaskan. Ditjen Dikti. Depdikbud

Sylvester J. Balassi (1968) Focus on Teaching. New York. The Odyssey Press.

Sugeng Paranto, dkk. 1980. Micro Teaching. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Terdapat dalam http://www.brown.edu/sheridan-center (Micro-Teaching Group Session Guidelines)
Terdapat dalam Hhtp://www.sasked.gov.sk.ca./docs/policy/app/oach/index.html (Instructional Approach).
Terdapat dalam http://www.ezwil.uibk.ac.at/ (Micro Learning)
Terdapat dalam http://www.rrominter.press.org.yu (Micro Studi)

Undang-undang Republik Indonesia No.14 Thn.2005. Tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang Republik Indonesia N0. 20. Thn 2003. Sistem Pendidikan Nsional

Wardani IGAK. 1985. Keterampilan membimbing kelompok kecil. Jakarta. P2LPTK, Ditjen Dikti.

Wardani IGAK. 1985. Keterampilan membimbing kelompok kecil dan Perorangan. Jakarta. P2LPTK, Ditjen Dikti.

Wardani 1991. Panduan program pengalaman lapangan. PGSD. Jakarta. Dikbud.


-Modul KEMENAG RI- 

Komentar

Posting Komentar

Comments:

Postingan populer dari blog ini

AL-TARADUF WA AL-ISYTIRAK WA AL-TADHAD