KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2 (KETERAMPILAN MENUTUP PEMBELAJARAN)
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR part 2
KETERAMPILAN MENUTUP PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Dalam percakapan sehari-hari kita sering mendengar
atau mungkin Anda sendiri pernah mengungkapkan kata-kata “ada awal ada akhir,
ada pembukaan ada pula penutupan, ada perjumpaan ada pula saat perpisahan”.
Nampaknya dua jenis kegiatan itu selalu bergandengan. Demikian pula dalam
pembelajaran, selain ada kegiatan membuka pembelajaran seperti telah dipelajari
dalam kegiatan belajar satu di atas, juga diakhir kegiatan ada kegiatan menutup
pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran satu di atas, Anda
sudah mempelajari hakikat kegiatan membuka pembelajaran meliputi pengertian,
tujuan, unsur-unsur, dan prinsip membuka pembelajara.. Sebelum melanjutkan pada
kegiatan belajar dua yaitu kegiatan menutup pembelajaran, coba renungkan
kembali apa yang dimaksud dengan pembukaan dalam pembelajaran. Lalu bayangkan
seolah-olah Anda saat ini sedang ada di kelas akan mengawali pembelajaran, apa
yang Anda akan lakukan dalam pembukaan tersebut. Kemudian dengan apa yang Anda
lakukan itu, mental siswa yakin sudah siap, apakah perhatian dan motivasinya
sudah bangkit ... ?
Secara prosedural setelah kegiatan membuka
pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti, dan akhirnya kegiatan
menutup pembelajaran atau disebut dengan istilah “penutupan” (closure). Penutupan pembelajaran adalah
upaya mengakhiri dari seluruh aktivitas yang telah dilakukan dalam setiap unit pembelajaran.
Penutupan pembelajaran berarti sebagai tanda telah berkahirnya proses
pembelajaran, dan dari penutupan pembelajaran ini sekaligus akan diketahui gambaran
hasil yang dicapai dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada
umumnya menutup pembelajaran (closure) diartikan sebagai suatu kegiatan
mengakhiri pembelajaran. Mengakhiri pembelajaran dari satu mata pelajaran
kemudian diganti oleh mata pelajaran berikutnya, atau mengakhiri pembelajaran
karena telah selesainya program pembelajaran dalam satu hari. Pemahaman
terhadap penutupan (closure) pembelajaran seperti yang dicontohkan di
atas tidak salah, karena menutup pembelajaran seperti contoh tersebut sering
dilakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Selain makna menutup pembelajaran tersebut di
atas, seharusnya kegiatan ”menutup pembelajaran” dimaknai secara lebih luas,
yaitu selain sebagai bentuk mengakhiri kegiatan pembelajaran, juga dengan
kegiatan menutup pembelajaran, dimaksudkan sebagai salah satu upaya refleksi untuk
menyimpulkan guna memberi pemahaman yang menyeluruh kepada siswa mengenai proses
dan hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
B. Hakikat Menutup
Pembelajaran (closure)
1.
Pengertian Menutup Pembelajaran
Dalam proses hidup dan kehidupan selalu terjadi
kondisi yang berpasang-pasangan, antaralai: ada awal ada akhir, ada siang ada
malam, ada hujan ada panas, ada pembukaan dan ada penutupan. Contoh yang
dikemukakan tadi hanya sebgain kecil saja dari sekian banyak keadaan yang
berpasang-pasangan yang terjadi dalam proses kehidupan. Kondisi tersebut terjadi
atau dilakukan pula dalam kegiatan pembelajaran. Pada awalnya guru memulai
dengan membuka pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti
pembelajaran, dan diakhiri dengan kegiatan menutup pembelajaran. Dari rangkaian
yang dicontohkan tersebut maka menutup pembelajaran adalah merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dari satu unit
atau program pembelajaran.
Menurut Soli Abimanyu yang dimaksud dengan menutup
pembelajaran pada dasarnya adalah ”kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri kegiatan inti pembelajaran” (1984). Kegiatan inti adalah merupakan
proses interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Dengan demikian jika menutup pembelajaran memiliki arti
seperti dalam pengertian di atas, maka menutup pembelajaran merupakan kegiatan
akhir yang dilakukan oleh guru setelah siswa melakukan proses interaksi dengan
lingkungan pembelajaran.
Pembelajaran adalah merupakan proses interaksi
antara siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Lingkungan dalam kontek pembelajaran terdiri dari beberapa jenis,
misalnya: bahan/kurikulum, siswa, guru, media, sarana dan fasilitas serta
komponen yang lainnya. Siswa baru disebut belajar, jika siswa melakukan proses
interaksi dengan leingkungan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Menutup pembelajaran dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk ”mengakhiri pembelajaran dengan maksud
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa”
(Wina Sanjaya.2006). Ada dua unsur pentingan dari pengertian menutup pembelajaran
yang telah dikemukakan di atas, yaitu:
a.
Kegiatan mengakhir pembelajaran; yaitu merupakan
suatu kegiatan yang menandakan telah selesainya kegiatan pembelajaran dari satu
unit pembelajaran tertentu atau program tertentu.
b.
Memberikan gambaran tentang hasil yang dicapai;
terkait dengan pernyataan poin (a), bahwa dari kegiatan mengakhiri pembelajaran
harus mendapatkan informasi tentang hasil yang telah diperoleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari dua penjabaran di atas, bahwa kegiatan
menutup pembelajaran merupakan suatu ”proses”, yaitu aktivitas yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran dan dari kegiatan mengakhirinya itu
pihak yang berkepentingan terutama guru dan siswa dapat memperoleh gambaran
tentang hasil yang dicapai. Dengan demikian ada proses yang harus dilakukan,
misalnya apakah dengan memberkan tugas yang dapat memberikan gambaran kemampuan
siswa dari hasil yang dicapainya, memberikan tes (lisan, tulisan maupun
perbutan/tindakan), mengadakan refleksi dan lain sebagainya yang sesuai dengan
maksud dari kegiatan menutup pembelajaran.
Dengan didasarkan pada beberapa pengertian
kegiatan menutup pembelajaran seperti telah diungkapkan di atas, terutama
mengandung maksud untuk mendapatkan gambaran hasil yang dicapai siswa, maka
secara teknis menutup pembelajaran tidak
selalu harus setelah berakhirnya satu unit pembelajaran. Akan tetapi bisa
dilakukan penutupan pembelajaran pada setiap penggalan materi atau indikator
pembelajaran. Mengakhiri dalam kondisi seperti ini bisa juga sebagai tanda
”jeda” dari satu indikator sebelum memasuki pembelajaran pada indikator /
materi berikutnya.
Dari gambaran tersebut, maka kegiatan mengakhiri
(menutup) pembelajaran bisa dilakukan seperti halnya pada kegiatan membuka
pembelajaran di atas. Misalnya jika dalam satu kegiatan pembelajaran ada tiga indikator/tujuan
pembelajaran, maka setelah dianggap cukup dikuasai satu indikator kemudian
ditutup, dilanjutkan lagi dengan kegiatan pembelajaran untuk indikator ke
dua, lalu ditutup, dan dibuka lagi untuk
pembelajaran indikator ketiga, dan setelah dianggap selesai dikuasi semuanya,
baru ditutup untuk seluruh kegiatan pembelajaran dari satu unit pembelajaran
tersebut.
Jika digambarkan dalam bentuk bagan, maka kegiatan
menutup pembelajaran tersebut akan nampak seperti berikut:
2.
Tujuan dan Manfaat Menutup Pembelajaran
Kegiatan menutup pembelajaran
tidak cukup hanya melalui kegiatan yang bersifat administrasi seperti
menyampaikan pengumuman, memberikan tugas, lalu berdo’a dan salam. Menutup
pembelajaran harus diarahkan pada sasaran atau tujuan yang jelas dan memiliki
makna yang lebih lebih luas. Kegiatan menutup pembelajaran sebagai upaya
mengakhiri pembelajaran, harus diorientasikan pada upaya guru untuk memberikan
gambaran yang menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. Dari kegiatan
menutup pembelajaran idealnya dapat diketahui tingkat pencapaian siswa
sekaligus gambaran tingkat pencapaian guru dari pembelajaran yang telah
dilakukan.
Adapun
usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk tercapainya sassaran dari kegiatan
menutup pembelajaran tersebut antara lain:a) merangkum kembali atau menugaskan
siswa membuat ringkasan, b) mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa,
Dari penjelasan singkat pengertian menutup pembelajaran seperti diuraikan di
atas, kemudin dari gambaran contoh kegiatan yang dapat dilakukan dalam menutup
pembelajaran tersebut, maka kegiatan menutup pembelajaran antara lain
bertujuan:
a. Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah
diperoleh siswa, sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru.
d. Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan
proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3.
Komponen/Unsur Menutup Pembelajaran
Sesuai dengan pengertian dan tujuan
dari kegiatan menutup pembelajaran, maka kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
guru dalam menutup pembelajaran antara lain dengan cara:
a. Meninjau Kembali (meriviu)
Meninjau kembali (reviu) pada dasarnya
adalah upaya untuk melakukan kilas balik terhadap penguasaan siswa dari
pokok-pokok materi yang telah dipelajari. Hal ini penting karena selama pembelajaran
berlangsung, guru dan siswa melakukan berbagai aktivitas pembelajaran secara
meluas, bahkan untuk memperjelas pemahaman siswa kadang-kadang disertai oleh
ilustrasi dan contoh, yang boleh jadi kalau ilustrasi dan contoh yang digunakan
itu tidak sesuai dengan tujuan dan materi yang dibahas, maka bukan akan
meningkatkan pemahaman siswa, melainkan sebaliknya dapat membingungkan siswa.
Oleh karena itu disinilah letak pentingnya kegiatan menutup pembelajaran dengan
peninjauan kembali, diharapkandapat lebih mempertegas pemahaman siswa terhadap
konteks atau substansi materi yang dipelajarinya.
Kegiatan meninjau kembali dapat
dilakukan dengan cara membuat ringkasan, menyimpulkan intisari dari yang
dibahas, meminta siswa untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran terkait dengan
materi yang dipelajarinya, atau kegiatan lain yang sejenis. Dengan meninjau
kembali diharapkan siswa memiliki pemahaman yang utuh terhadap materi
pembelajaran yang telah dipelajarinya.
b.
Menilai (evaluasi)
Kegiatan menutup pembelajaran dapat
dilakukan dengan melakukan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui sejauhmana siswa
menguasi materi yang telah dipelajarinya. Bentuk dan jenis evaluasi dapat
dilakukan secara bervariasi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
karakteristik materi, karakteristik siswa, dan tujuan dari evaluasi itu
sendiri.
Evaluasi untuk mengetahui penguasaan
siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya, antara lain bisa dilakukan
dengan cara tanya jawab singkat seputar materi yang telah dipelajari. Menyuruh
mendemonstrasikan keterampilan tertentu sesuai dengan materi yang dipelajari,
mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya kedalam bentuk-bentuk lain
(transformasi), mengemukakan ide-ide pokok dari materi yang dipelajari, atau
mengerjakan tes tertulis yang harus dikerjakan oleh siswa.
c.
Mengorganisasikan kegiatan
Mengorganisasikan kegiatan yang telah
dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah
dipelajarinya
d. Menyimpulkan
Kesimpulan adalah merumuskan
pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang mendasar sebagai kristalisasi terhadap
sesuatu yang dibahas. Biasanya sesuatu yang disimpulkan merupakan sesuatu yang
benar atau sebagai kebenaran sementara sebelum ditemukan kebenaran lain. Dengan
membuat kesimpulan diharapkan para siswa memiliki pemahaman yang utuh terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukannya. Membuat kesimpulan sebagai salah
satu bentuk kegiatan mengakhiri pembelajaran alternatifnya: a) dibuat oleh
guru, b) dibuat oleh siswa, c) dirumuskan bersama oleh siswa dengan bimgingan
dari guru.
e.
Mengadakan konsolidasi
Mengonsolidasikan perhatian siswa
terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat
membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut. Dalam setiap materi
pembelajaran yang dipelajari siswa terdapat materi yang bersifat prinsip atau
pokok materi yang menjadi kuncinya. Melalui kegiatan konsolidasi tersebut
diharapkan siswa dapat menemukan unsur-unsur yang menjadi prinsip atau
pokok-pokok penting materi, sebagai bekal untuk mempelajari bahan atau meteri
yang lainnya.
f.
Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut yaitu upaya
menindaklanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuan
dari kegiatan tindak lanjut antara lain untuk lebih memantapkan pemahaman siswa
baik berkenaan dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka
mengaplikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis.
Jenis kegiatan tindak lanjut bisa
dalam bentuk tugas pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu
(proyek), melakukan observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau
kegiatan lain yang sejenis. Melalui tindak lanjut diharapkan proses
pembelajaran tidak hanya dibatasi dalam ruang kelas, akan tetapi dapat
memanfaatkan lingkungan dan sumber pembelajaran yang lebih luas di luar kelas.
4.
Prinsip
kegiatan menutup pembelajaran
Jenis-jenis
atau unsur kegiatan yang dilakukan dalam menutup pembelajaran seperti dibahas
di atas, semuanya bersifat pilihan atau alternatif. Diharapkan guru dapat
mengemabngkan jenis-jenis kegiatan lain yang dapat dilakukan sebagai alternatif
dalam menutup pembelajaran. Prinsipnya jenis kegiatan apapun yang dipilih untuk
diterapkan dalam kegiatan menutup pembelajaran, harus diorientasikan pada
tujuan dari menutup pembelajaran itu sendiri, yakni mengantarkan siswa dapat
memahami secara utuh tentang materi yang dipelajari serta dapat mengetahui
tingkat capaian hasil belajarnya.
Penerapan setiap unsur dalam menutup pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip atau aturan jelas, diharapkan dapat menjadi faktor
kekuatan terhadap seluruh aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu kegiatan
menutup pembelajaran tidak dianggap hanya sebagai aktivitas rutin tanpa tujuan
yang jelas. Akan tetapi sebaliknya menutup pembelajaran harus dilakukan secara
terencana dan logis, sehingga dapat membantu siswa untuk memahami dengan jelas,
analitis dan komprehensif terhadap hal-hal yang telah dipelajarinya.
Mengingat pentingnya kegiatan menutup
pembelajaran sebagai bagin integral dari proses pembelajaran, maka dalam memilih
dan menerapkan setiap jenis kegiatan untuk menutup pemebelajaran harus
memperhatikan prinsip antara lain: a) Kebermaknaan;
yaitu jenis-jenis kegiatan yang digunakan harus memiliki nilai atau makna
terutama bagi siswa yaitu sebagai upaya yang dapat membantu siswa memiliki
pemahaman yang lebih baik, b) berkesinambungan; yaitu pemilihan yang tepat
terhadap setiap jenis kegiatan yang digunakan untuk menutup pembelajaran harus
terus menerus dilakukan, sehingga pembelajaran selamanya selalu terkontrol dan
selalu dapat memperoleh hasil secara efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Allen-Ryan.1969. Micro
Teaching. Sydney. Don Mills.Ontario.
Arilunto, S ( 1990 ) Manajemen
Pengajaran Secara Manusiawi, Reneha Cipta, Jakarta.
Abimanyu S. 1984. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pembelajaran. Jakarta.
Abimabyu S.1984.Keterampilan Membuka
dan Menutup Pembelajara. Jakarta. Ditjen Dikti.
Aswan, dkk.2004. Bina Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta. Erlanga.
Bobbi dePorter.2000.Quantum
Teaching.Bandung.Kaifa
Bolla, John I. dkk. 1985. Keterampilan
Bertanya Dasar dan Lanjut. Jakarta.
Fortuna.
............................ 1986. Supervisi Klinis. Jakarta. Ditjen
Dikti.
............................ 1985. Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta.
Ditjen Dikti.
Departeman Pendidikan Nasional.2002.
Pendekatan Kontekstrual (Contectual Teaching and Learning). Jakarta.
Dimyati, dkk. 1994. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta. Dirjen
Dikti.
David P. Philip. Teaching
Embedded System Using Multiple
Microcontrollers.Brigham.Youn University.
D.N. Pah, ( 1985 : 1 ) Keterampilan Memberi Penguatan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
George Brown.1975.Microteaching; a programme of teaching
skills.Methuen.
Hasibuan, JJ Ibrahim. 1988. Proses belajar mengajar keterampilan
dasar micro. Bandung.
Remaja Karya.
Pangaribuan Parlin. 2005. Pengajaran Micro. Medan. Unimed
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP No.19 Tahun 2005).
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.
P2LPTK. Ditjen. Dikti.Turney, C, dkk. 1973. Sydney Micro Skills.
Handbook series. Sydney
University.
Q. Anwar, ( 2004 : 79 ) Profesi Jabatan
Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran, Press,
Jakarta.
Raflis kosasi. 1985. Keterampilan
Menjelaskan. Ditjen Dikti. Depdikbud
Sylvester J. Balassi (1968) Focus on Teaching. New York. The Odyssey Press.
Sugeng Paranto, dkk. 1980. Micro Teaching. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Terdapat dalam http://www.brown.edu/sheridan-center
(Micro-Teaching Group Session Guidelines)
Terdapat dalam
Hhtp://www.sasked.gov.sk.ca./docs/policy/app/oach/index.html (Instructional
Approach).
Terdapat dalam http://www.ezwil.uibk.ac.at/ (Micro Learning)
Terdapat dalam http://www.rrominter.press.org.yu (Micro Studi)
Undang-undang Republik Indonesia No.14 Thn.2005. Tentang Guru dan
Dosen.
Undang-undang Republik Indonesia N0. 20. Thn 2003. Sistem Pendidikan
Nsional
Wardani IGAK. 1985. Keterampilan membimbing kelompok kecil. Jakarta. P2LPTK, Ditjen
Dikti.
Wardani IGAK. 1985. Keterampilan membimbing kelompok kecil dan
Perorangan. Jakarta.
P2LPTK, Ditjen Dikti.
Wardani 1991. Panduan program pengalaman
lapangan. PGSD. Jakarta.
Dikbud.
-Modul KEMENAG RI-
Komentar
Posting Komentar
Comments: