Jangan "Lebay" buat yang udah Nikah
“Ternyata nikah itu enaknya cuma 5%. Yang 95%? Enaaaak sekali..” status seseorang yang baru aja nikah.
“Lagi nyiapin sarapan buat suami tercinta nih.. semoga my hubby senang..” status seseorang yang lain lagi.
“ Pagi sayangku, cintaku…I love you istriku…” wall seseorang di facebook istrinya.
“ Lagi nemenin istri belanja…tugas pertama sebagai suami yang baik.” Tulis yang lainnya lagi.
Belum lagi foto-foto mesra baik sebagai foto profil atau pamer foto-foto jalan-jalan.. Huff…
Menikah bagi yang baru saja melaksanakannya memang menjadi suatu
kebahagiaan tersendiri. Berubah status, berubah nuansa kehidupan dan
masih banyak lagi yang lainnya. Banyak cara untuk mengekspresikannya dan
sah-sah saja karena memang ditujukan kepada seseorang yang sudah sah.
Tapiiii….. tak jarang bentuk ekspresi seperti itu terkesan lebay,
berlebihan. Haruskah ekspresi sayang dan bentuk perhatian serta
aktifitas keseharian dengan suami/istri dituliskan di media umum? Atau
mungkin memang pengen diketahui aktifitasnya ?
Kalau ada yang bilang salahkah hal itu? Kan aku tulis di facebook-ku
sendiri atau di facebook suami/istri sendiri bukan suami/istri orang
lain?
Teman….. Tak selamanya apa yang kita lakukan harus dinilai dengan
benar atau salah. Kita tentu sadar bahwa teman-teman yang ada di
facebook berasal dari berbagai macam karakter manusia, mempunyai
berbagai latar belakang yang tak sama, mungkin juga kondisi yang kurang
beruntung dibanding kita.
Toleransi. Itu yang ingin saya sampaikan. Diantara teman-teman di
facebook, ada yang belum beruntung dipertemukan dengan jodohnya. Boleh
jadi dia lebih khusyu’ dalam berdoa, lebih besar penantiannya dalam
mendambakan belahan jiwa, namun Allah belum mengijinkan dia menikah.
Bayangkan betapa merindunya dia. Diapun pengen sekali mengatakan betapa
bahagianya dia menikah, mempunyai suami/istri dan berbagai aktifitas
yang semuanya bisa bernilai ibadah.
Bagaimanapun karakter dia, ketahuilah sedikit banyak ada rasa cemburu
dengan kemesraan yang ditunjukkan melalui jejaring sosial seperti
facebook. Kalau sudah begitu tegakah kita (bagi yang sudah menikah)
membuat saudara sendiri cemburu, membuat dia mengangankan kapan tiba
waktunya menikah, atau yang paling buruk membuat dia tidak sabar
menanti. Bisa jadi dia berkata “ Ya Allah kapankah tiba waktuku? Berapa
lama lagi hamba harus menunggu..”
Di sisi lain, kita juga harus berpikir. Untuk apa sih mengumbar
kemesraan di dunia maya? Agar semua orang tahu kalau kita sayang banget
sama suami/istri? Ingin semua orang tahu kalau kita adalah suami/istri
yang baik? Lalu setelah semua orang tahu, apa manfaatnya bagi kita?
Bukankah sebaiknya kemesraan itu lebih kita maksimalkan dalam bentuk
kasih sayang di rumah, sementara di luar rumah jangan pula terlalu
banyak mengumbar kemesraan. MEMANG SUDAH HALAL, namun TIDAK AHSAN alias
GAK BAIK bro n sist.. Bukankah kemesraan itu selayaknya tidak jadi bahan
konsumsi umum. Iya kalau bener-bener seperti itu. Kalau ternyata hanya
untuk menutupi kekacauan yang ada di rumah tangga, lalu terbongkar
aslinya maka akan lebih memalukan lagi.
Tidakkah cukup suami/istri kita saja yang merasakan kasih sayang dan
mengakuinya. Tak perlulah berkoar-koar di jejaring sosial. Sama tak
perlunya juga menuliskan aktifitas keseharian di facebook.
Kita boleh bilang ”status, status gue, nulis di facebook gue, kenapa elu yang sewot?”
Maka orang lain-pun juga bisa bilang “ facebook, facebook gue, gue yang baca sendiri, kenapa status elo yang norak mampir di facebook gue.. gak penting banget.. gue unfriend ajalah..”
Maka orang lain-pun juga bisa bilang “ facebook, facebook gue, gue yang baca sendiri, kenapa status elo yang norak mampir di facebook gue.. gak penting banget.. gue unfriend ajalah..”
Teman, kita juga perlu untuk bertoleransi di dunia maya. Tidak
perlulah terlalu sering menulis status-status yang mengumbar kemesraan ,
komen-komen yang genit dan menggoda, juga kalau bisa hindari upload
foto-foto kemesraan dengan pasangan. Hargai perasaan teman-teman kita
yang belum menikah.
Bukan mereka tak mau, bukan mereka tak laku tapi yakinlah bahwa Allah punya rencana yang terbaik bagi mereka. Jangan kita mendzalimi saudara kita. Mari doakan saja saudara, keluarga dan teman-teman yang belum menikah agar segera bisa ditakdirkan menikah. Bagi yang sudah menikah kita doakan semoga semakin bertambah barakah.
Bukan mereka tak mau, bukan mereka tak laku tapi yakinlah bahwa Allah punya rencana yang terbaik bagi mereka. Jangan kita mendzalimi saudara kita. Mari doakan saja saudara, keluarga dan teman-teman yang belum menikah agar segera bisa ditakdirkan menikah. Bagi yang sudah menikah kita doakan semoga semakin bertambah barakah.
Selanjutnya, ketika mengumbar kemesraan dengan pasangan yang halal
saja perlu berhati-hati, apatah lagi kemesraan dengan yang tidak halal.
Source: http://tinyurl.com/k8ooxuc
Source: http://tinyurl.com/k8ooxuc
Komentar
Posting Komentar
Comments: