Jodoh (2)

Mengenai jodoh, kuta sering dihadapkan pad dalil al qur'an surah An Nur yang intinya mau jodoh yang baik, maka kita harus menjadi baik. Lalu bagaimana bila sang suami shalih tapi istri tidak shalih, maupun sebaliknya Ostri shalihah, suami tidak shalih. Dalam hal ini, ada beberapa penjelasan yang mungkin bisa membantu; antara lain:

- Bahwa sebuah pasangan dalam rumah tangga memang idealnya adalah suami dan isteri sama-sama taat kepada Allah dan rosulNya, namun pada kenyataannya tidaklah demikian karena banyak diantara pasangan rumah tangga , yang antara suami dan isterinya tidak sejalan dalam ketaatan,bahkan salah satunya musyrik.

- Menguji kesabaran dan keistiqomahan pasangan yang muslim untuk tetap taat dan berpegang teguh pada keyakinan atas Allah.

- Disisi lain tetap taat pada suami/berlaku baik pada pasangan selain urusan aqidah dan maksiat.

- Tentu bagi pelaku yang istiqomah,Allah telah menyiapkan ganjaran serta pahala yang sangat besar.

- Menjadi suri tauladan atau contoh kasus untuk umat sesudahnya,atas kesholihannya.

- Bahwa jodoh manusia mutlaq ditangan Allah

- Bahwa da'wah, sebaiknya dimulai pada orang-orang terdekat terlebih ahli dan keluarga.

wallohu a'lam

================

Al-Qur’an An Nur ;26 :

ﺍَﻟْﺨـَﺒِﻴـْﺜــﺎَﺕُ ﻟِﻠْﺨَﺒِﻴْﺜـِﻴْﻦَ ﻭَ ﺍْﻟﺨَﺒِﻴْﺜُــﻮْﻥَ ﻟِﻠْﺨَﺒِﻴْﺜﺎَﺕِ ﻭَ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕُ ﻟِﻠﻄَّﻴِّﺒِﻴْﻦَ ﻭَ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺒُﻮْﻥَ ﻟِﻠﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕِ .
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Padahal : Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan.

Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW. dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan.

Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.

Ayat ini bukanlah merupakan janji Allah kpd manusia yg baik akan ditakdirkan dgn pasangan yg baik. Sebaliknya ayat ini merupakan peringatan agar umat islam memilih manusia yg baik utk dijadikan pasangan hidup.

Karena kenyataannya banyak orang yang baik mendapatkan pasangan hidup yang tidak baik, dan begitu pula sebaliknya. Hingga akhirnya, yang pada saat ini baik ketika mendapatkan pasangan yang tidak baik, keimanannya akan berkurang jika tidak sanggup menahan godaan yang sedang mendera, namun keimanan seorang yang baik tersebut bisa bertambah jika ALLAH mengkehendakinya. bahkan pasangan yang tidak baik tersebut akhrinya bisa menjadi orang yang baik2, alhamdulilah itu semua terjadi hanya atas kehendak ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala..

contoh yang bisa kita teladani :
Nabi Nuh dan istrinya yang kafir, Nabi Luth dengan istrinya yang kafir, dan fir’aun kafir dengan Asiyah Binti Mazahim, (istri fir’aun) seorang muslimah.
Tafsir Al Quranul Azhim,Ibnu Katsir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA MEMILIH DAN MENYUSUN BAHAN AJAR

AL-TARADUF WA AL-ISYTIRAK WA AL-TADHAD